KONEKSI ANTAR
MATERI MODUL 3.1
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN
Oleh:
I Nyoman Supariarta, S.Pd
CGP
Angkatan 11
SMA
Negeri 1 Kerambitan
Saya adalah calon Guru penggerak
AngkatanXI, pada kesempatan ini saya akan berbagi informasi tentang
Pengambilan Keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin
“Mengajarkan anak menghitung itu
baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”
(Teaching kids to count is
fine but teaching them what counts is best).
Bob Talbert
Dari kutipan di atas, apa
kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini?
Kaitannya adalah tugas kita
sebagai pendidik adalah menuntun murid menuju kebahagiaan dan keselamatan
sebagai manusia dan anggota masyarakat. Sebagai pendidik kita bertugas
memberikan ilmu pengetahuan kepada murid juga menuntun laku murid, agar murid
mampu mengejawantahkan nilai nilai kebajikan universal. Memberikan ilmu
pengetahuan kepada murid memang sangat penting kita lakukan namun yang lebih
penting lagi akhlak. Kita harus mampu menuntun akhlak murid sesuai dengan
profil pelajar Pancasila. Keputusan yang kita harus ambil dalam proses ini
harus mampu dipertanggungjawabkan dan berorientasi pada kepentingan murid.
Pemahaman tentang etika akan menuntun guru ebih bijaksana dalam bersikap, dan
akan menuntun siswa akan lebih bijak dalam bertidak.
Bagaimana nilai-nilai atau
prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat
memberikan dampak pada lingkungan kita?
Dalam mengambil keputusan kita
harus mengidentifikasi dulu 3 prinsip, 4 paradigma dan 9 langkah , pertama kita
harus paham betul permasalahan yang ada dalam lingkungan kita. Selanjutnya kita
harus mampu berpikir matang prinsip mana yang kita gunakan untuk menghadapi
permasalahan. Misalnya saja berpikir pada berbasis Peraturan (Rule-Based
Thinking) Jadi saat kita berpikir berdasarkan peraturan pastilah kita patuh
pada aturan yang berlaku, tetapi jika peraturan tersebut tidak sesuai dengan
yang diharapkan akan terjadi dualitas pengambilan keputusan, Berpikir Berbasis
Rasa Peduli (Care-Based Thinking) dalam
penyelesaian dilema etika berbasis rasa peduli kita memutuskan seuatu dengan
pemikiran apa yang anda harapkan orang lakukan terhadap anda. Dan Berpikir
Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking) Dalam penyelesaian berbasis hasil
akhir kita berpikir tentang melakukan sesuatu yang terbaik bagi kebanyakan
orang. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan, tidak
bertentangan dengan peraturan yang ada, dan tetap menjaga integritas moral.
Jadi keputusan yang kita ambil niscaya akan mampu menguntungkan semua pihak.
Bagaimana Anda sebagai seorang
pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam
pengambilan keputusan Anda?
Sebagai pemimpin pembelajaran
saya akan mengambil sebuah keptusan yang mengutungkan semua pihak, Sebagai
pemimpin pembelajaran saya akan berkomitmen untuk memberikan kontrubusi dalam
proses pembelajaran murid. Oleh karena itu setiap keputusan yang saya ambil
haruslah berdasarkan pada 3 prinsip, 4 paradigma, dan 9 langkah, sehingga
keputusan yang saya ambil mampu berpihak pada murid, bertanggung jawab dan
berdasarkan nilai-nilai Kebajikan universal. Ini akan mampu memperkuat karakter
positif pada murid, saya harap dengan menerapkan hal tersebut pembelajaran akan
holistik yang mengedepankan pada kepentingngan murid.
Menurut Anda, apakah maksud dari
kutipan ini jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah Anda alami
di modul ini? Jelaskan pendapat Anda.
Education is the art of making
man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni
untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich
Hegel ~
Dari kutipan tersebut kita
dapatkan sebuah hal penting dari tujuan dari pendidikan yakni merubah laku anak
kearah yang lebih baik, sesuai dengan nilai nilai Kebajikan universal yang ada.
Pendikan membuat manusia berprilaku etis yakni memiliki etika yang baik. Dalam
Pendidikan kita harus mampu membuat keputusan yang beranggung jawab yang
dilandasi etika didalamnya. Permasalahan permasalah yang muncul dalam proses
Pendidikan haruslah kita selesaikan dengan menggunakan 3 prinsip, 4 paradima
dan 9 langah pengambilan keputusan. Pendekatan ini memastikan bahwa setiap
keputusan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan secara etis dan didasarkan
pada nilai-nilai Kebajikan, tentulah kita sebagai pendidik haruslah mampu
menuntun karakter murid dalam berprilaku sesuai dengan etika, sesuai semboyan
dari KHD yakni Ing Ngarso Sung Tulodo (di depan memberikan teladan, Ing Madyo
Mangun Karso (di tengah membangun motivasi dan menciptakan suasana kondusif)
dan Tut Wuri Handayani (di belakang memberikan dorongan moral atau semangat).
Seperti juga dikatakan oleh Plato didiklah anak-anak dengan musik, fisika, dan
filasafat; tetapi yang terpenting didiklah mereka dengan nilai-nilai moral
(etika).
Setelah saya mencoba memahami dua kalimat bijak tersebut,
berikut ini adalah jawaban dari pertanyaan pemandu;
- Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara
dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan
penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
- Jika
dilihat dari filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap
Triloka memiliki pengaruh terhadap tugas kita sebagai pemimpin pembelajaran. Semboyan Pendidikan dari Ki
Hajar Dewantara yakni : Ing Ngarsa Sung Taladha (Guru yang berada
di depan menjadi panutan dan telada), Ing Madya Mangun Karsa (Guru
berada di tengah-tengah muridnya untuk menjadi inspirator dan fasilitator)
dan Tut Wuri Handayani (Dimana seorang guru berada di belakang
untuk memotivasi murid agar terus melangkah ke depan). merupakan acuan bagi kita dalam membuat keputusan yang berpihak pada murid. Berdasarkan filosofi KHD ini kita jadikan pedoman dalam pengambilan suatu keputusan yang bertanggung jawab. Sehingga
nantinya setiap keputusan yang kita ambil akan berpihak pada murid, Bertanggung
jawab, dan Berdasarkan
nilai-nilai kebajikan universal.
- Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita,
berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu
keputusan?
Sebagai calon guru pengerak kita memiliki nilai Berpihak pada murid, Mandiri, Reflektif, inovatif, kolaboratif, nilai ini kita kuatkan sehingga nantinya dalam mengambil sebuah keputusan dapat dipertangungjawabkan. Menguatkan milai-nilai ini akan membantu kita dalam
menghadapi situasi dilema etika atau bujukan moral.
- Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan
dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping
atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam
pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah
pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan
dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini
tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada
sebelumnya.
Coaching didefinisikan sebagai
sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan
sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja,
pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee
(Grant, 1999).
Tujuan utama Coaching adalah
memfasilitasi perubahan prilaku dan perubahan mindset seseorang dari seseorang
sudah tahu menjadi tambah tahu (memaksimalkan potensi) dan coaching
memfasiltasi ide-ide baru, dengan paragdima berpikir dari masa kini ke masa
depan. Melalui keterampilan coaching ini kita mampu memberikan bimbingan dann
tuntunan kepada orang lain dalam mengambil sebuah keputusan yang bertanggung
jawab. Melalui kegiatan coaching yang diberikan oleh pendamping atau
fasilitator sangat membantu dalam menguji apakah keputusan (solusi) yang
telah kita ambil terkait dengan permasalahan (kasus) yang terjadi sudah efektif
atau kurang efektif. Keterampilan coaching ini kita gunakan dalam pengujian 9
langkah dalam pengambilan keputusan, sehingga nantinya coachee mampu menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapinya dan mampu membuat keputusan yang
bertanggung jawab sesuai dengan nilai Kebajikan sebagai pemimpin. Hal ini
dikarenakan Paradigma Berpikir Coaching yakni
Berfokus pada coachee/rekan yang akan dikembangkan, Bersikap terbuka dan ingin
tahu, Memiliki kesadaran diri yang kuat, dan Mampu melihat peluang baru dan
masa depan
- Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan
menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan
suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Kemampuan guru
dalam mengelola kompetensi sosial dan emosional sangat perlu dimiliki dalam
pengambilan keputusan. Meningkatkan kompetensi ini kita harus mampu
mengembangkan 5 kompetensi sosial emosional (KSE) kita yakni: kesadaran diri,
keterampilan berelasi, manajemen diri dan pengambilan keputusan yang
bertanggung jawab. Melalui pengguatan kompetensi ini kita akan mampu memecahkan
permasalahan-permasalahan dilema etika dan bujukan moral. Dengan
kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosional maka guru
tersebut akan berada pada keadaan mindfulness (kesadaran penuh) yaitu kesadaran yang muncul ketika
seseorang memberikan perhatian secara sengaja pada kondisi saat sekarang
dilandasi rasa ingin tahu (tanpa menghakimi) dan kebaikan
- Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada
masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang
pendidik?
Ketika kita menemui studi kasus yang
berhubungan dengan moral atau etika kita menyadari bahwasanya menyelesaikan
suatu permasalahan tidak cukup menggunakan satu pendekatan saja, kita harus
mampu menguji pendekatan yang kita gunakan menggunakan 9 langkah pengambilan
keputusan. Cara kita menguatkan 9 langkah pengambilan dapat dilakukan dengan cara menguatkan nilai
guru penggerak yakni Berpihak pada murid, Mandiri, Reflektif, inovatif, dan kolaboratif. Kita akan semakin terasah jika
kita menemukan kasus-kasus yang memiliki paradigma benar lawan benar. Pembahasan tentang kasus yang berhubungan dengan moral akan semakin mengasah kita memiliki sikap empati dan simpati, sehingga nanti keputusann yang kita ambil akan lebih bijak.
- Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya
berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan
nyaman.
Pengambilan
keputusan tepat jika mampu menguntungkan semua pihak, dan keputusan yang tepat
akan menciptakan lingkungan positif, kondusif, aman dan nyaman, sehingga
sebelum kita mengambil keputusan kita
harus mampu mengidentifikasi 3 prinsip, 4 Paradigma dan 9 langkah pengambilan
keputusan.
- Apakah tantangan-tantangan di lingkungan
Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus
dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di
lingkungan Anda?
Tantangan yang
paling mendasar adalah berprilaku adil untuk semua pihak. Saat kita
memutuskan sesuatu yang berhubungan dengan dilema etika dan bujukan moral kita
sadari setiap keputusan yang kita ambil harus mampu menguntungan semua pihak,
ataupun baik untuk semua pihak.
- Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita
ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana
kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang
berbeda-beda?
Keputusan yang kita ambil harus berpihak pada murid.
Berpihak pada murid memberikan kemerdekaan dalam murid untuk tumbuh dan
berkembang berdasarkan kodrat alam dan zamannya. Salah satu pertimbangan
mendasar dalam pembelajaran berpihak pada murid adalah pembelajaran yang mampu
mengakomodir kebutuhan belajar murid. Salah satu pendekatan yang mengakomodir kebutuhan belajar murid yakni pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran Berdiferensiasi memberikan kemerdekaan murid untuk belajar dan berproses sesuai
dengan kesiapan belajar, minat dan profil belajarnya.
- Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam
mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan
murid-muridnya?
Yang
pertama yang dilakukan pemimpin pembelajaran adalah mampu mengidentifikasi permasalahan
murid apakah dilema etika dan bujukan moral, selanjutnya mampu menganalisis
permasalahan yang terjadi pada murid melalui 9 langkah pengambilan keputusan. Ketika kita tepat mengambil
keputusan tentunya akan berdampak positif bagi para murid dimana meraka akan
termotivasi untuk membuat hal yang positif sehingga kehidupan meraka akan
menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Sehingga di masa depan
murid akan belajar menjadi mengambil keputusan dengan bijaksana, tidak
tergesa-gesa dan melihat dari semua sudut pandang.
- Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik
dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul
sebelumnya?
Dari belajar modul ini saya mendapatkan kesimpulan
yakni sebagai seorang pemimpin dalam mengambil keputusan kita harus mampu menuntun
murid menuju keselamatan dan kebahagiaan, salah satu cara kita menuntun murid
adalah sesuai dengan filosofi Pendidikan KHD (Ing Ngarsa Sung Taladha;
Guru yang berada di depan menjadi panutan dan telada, Ing Madya Mangun Karsa;
Guru berada di tengah-tengah muridnya untuk menjadi inspirator dan fasilitator
dan Tut Wuri Handayani; Dimana seorang guru berada di belakang untuk memotivasi
murid agar terus melangkah ke depan. Kita juga harus mampu menguatkan nilai
guru pengerak, sesuai dengan visi yang kita ingin capai. Acuan kita adalah
disiplin positif dan nilai kebajikan universal yang ada. Selanjutnya agar
pembelajaran berpihak pada murid maka pemberalajaran harus mengakomodir
kebutuhan belajar murid, disinilah peran kita menguatkan kompetensi sosial
emosional (KSE), dan keterampilan coaching membantu kita akan memaksimalkan
potensi dalam pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
- Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep
yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan
moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan,
dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang
menurut Anda di luar dugaan?
Situasi dilema etika terjadi karena
kedua pilihan benar dan Situasi Bujukan Moral, terjadi karena seseorang harus
membuat keputusan antara benar atau salah. Dalam pengambilan keputusan ada 4
paradima yakni Individu lawan kelompok (individual vs community), Rasa keadilan
lawan rasa kasihan (justice vs mercy), Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs
loyalty) dan Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term). Dalam penyelesaian dilema etika dan bujukan
moral, kita harus menggunakan 3 prinsip yakni; Berpikir Berbasis Hasil Akhir
(Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking) dan
Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). langkah yang dapat kita
lakukan dalam mengambil keputusan yakni Mengenali nilai-nilai yang saling
bertentangan, Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini, Kumpulkan
fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini, Pengujian benar atau salah,
Pengujian Paradigma Benar lawan Benar, Melakukan Prinsip Resolusi. Investigasi
Opsi Trilema, Buat Keputusan, Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan
- Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda
menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral
dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di
modul ini?
Sebelumnya saya pernah mengambil keputusan dalam
situasi moral dilema, namun saya ragu terhadap keputusan yang saya ambil apakah
sudah sesuai aturan atau tidak. Pastilah keputusan yang saya ambil sesuai
regulasi yang ada dan tidak merugikan orang lain. Melalui saya mempelajari
modul ini saya pahami uji benar vs benar. Setelah saya mempelajari 9 langkah dalam pengambilan
keputusan ini, saya semakin mantap dalam mengambil keputusan yang bertanggung
jawab.
- Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat
Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil
keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Dampak yang terjadi pada saya
adalah saya mulai mampu mengidentifikasi suatu permasalahan yang ada apakah
termasuk delima etika atau bujukan moral. Saya mulai paham cara mengambil
sebuah keputusan melalui 3 prinsip, 4 paradigma dan 9 langkah pengambilan
keputusan, sehingga nantinya setiap keputusan yang saya ambil akan berpihak
pada murid.
- Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi
Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
Topik Modul 3.1.Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin ini sangat penting bagi saya
dikarenakan dengan memahami modul ini akan mampu menghantarkan saya menjadi seorang pemimpin pembelajaran. Seorang pemimpin
pembelajaran mampu mengambil sebuah keputusan yang bertanggung jawab, bernilai
kebajikan dan mampu mengimplementasikan 4 paradigma, 3 prinsip penyelesaian
dilema 9 langkah pengambilan keputusan,serta tiga uji yang sejalan dengan
prinsip pengambilan keputusan yaitu: Uji Intuisi berhubungan dengan berpikir
berbasis peraturan (Rule-Based Thinking), Uji publikasi, sebaliknya,
berhubungan dengan berpikir berbasis hasil akhir (Ends- Based Thinking) yang
mementingkan hasil akhir dan Uji Panutan/Idola berhubungan dengan prinsip
berpikir berbasis rasa peduli (Care-Based Thinking)