Blogroll

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 16 Oktober 2015

aktifitas manusia memanfaatkan batuan penyusun litosfer

A.  Litosfer
Litosfer adalah lapisan kulit bumi yang paling atas. Lapisan ini pada umumnya terjadi dari senyawa kimia yang kaya akan SiO Itulah sebabnya lapisan litosfer seringkali dinamakan lapisan silikat. Lapisan ini memiliki ketebalan sampai 70 km.
Batuan merupakan bahan utama pembentuk kulit bumi. Induk segala batuan ialah magma. Magma adalah batuan cair pijar yang bersuhu tinggi dan mengandung berbagai unsur mineral dan gas. Kulit bumi atau litosfer tersusun oleh sekitar 90 jenis unsur kimia yang satu dengan lainnya membentuk persenyawaan yang disebut mineral.
Selain itu, litosfer juga terdiri atas dua bagian, yaitu lapisan Sial dan lapisan Sima. Lapisan Sialyaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium dan alumunium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan Al2O3. Pada lapisan sial (silisium dan alumunium)ini antara lain terdapat batuan sedimen, granit, andesit, jenis-jenis batuan metamorf, dan batuan lain yang terdapat di daratan benua. Lapisan Sima (silisium magnesium)yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun oleh logam silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa SiO2 dan MgO lapisan ini mempunyai berat jenis yang lebih besar daripada lapisan sial karena mengandung besi dan magnesium yaitu mineral ferro magnesium dan batuan basalt.

B.     Siklus Batuan

Batuan pembentuk kulit bumi selalu mengalami siklus atau daur, yaitu batuan mengalami perubahan wujud dari magma, batuan beku, batuan sedimen, batuan malihan, dan kembali lagi menjadi magma. Secara berurutan batuan itu mengalami peristiwa sebagai berikut.


Batuan berasal dari magma. Karena daerah sekitar magma itu dingin, maka magma itu juga mendingin. Secara lambat laun magma pun membeku. Tempat pembekuan itu, mungkin di permukaan bumi, mungkin pula di lapisan litosfer yang tidak begitu dalam, atau di dalam dapur magma bersama-sama dengan proses pembekuan magma seluruhnya. Karena itu, batuan yang berasal dan magma akan berbeda-beda pula. Semuanya dinamakan batuan beku
Karena pengaruh atmosfer, maka batuan beku di permukaan bumi itu akan rusak, hancur, dan kemudian terbawa oleh aliran air, hembusan angin, atau gletser. Tidak jarang pula pada waktu hujan lebat, batuan yang hancur itu meluncur pada lereng yang curam karena gravitasi dan akhirnya batuan yang telah diangkut itu akan diendapkan di tempat baru. Akibatnya terbentuklah batuan endapan yang tertimbun di dataran rendah, sungai, danau, atau di laut.
Mungkin saja pada suatu masa, batuan beku dan batuan endapan mencapai suatu tempat yang berdekatan dengan magma sebagai akibat tenaga endogen. Karena persinggungan dengan magma itu, maka batuan sedimen dan batuan beku dapat berubah bentuknya dan lazim dinamakan batuan malihan (metamorf). Batuan malihan dapat juga terbentuk akibat tekanan yang berlaku pada batuan sedimen.

A.    Jenis Batuan
Batuan penyusun litosfer dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf.
1.    Batuan Beku
Batuan beku atau Igneous Rockberasal dari bahasa latin Inisyang artinya api(fire). Batuan beku adalah batuan hasil pembentukan cairan magma, baik di dalam maupun di atas permukaan bumi, sehingga tekstur yang terbentuk sangat tergantung pada kondisi pembekuannya. Magma panas yang bergerak dari dalam bumi ke permukaan, makin lama makin dingin dan akhirnya membeku. Batuan beku yang tidak mencapai permukaan bumi disebut batuan beku dalamatau batuan intrusiatau batuan plutonis. Proses pembekuan batuan plutonis berlangsung lambat, sehingga   menghasilkan bentuk kristal-krital besar yang sering disebut pula tekstur phaneritis.
Sementara itu, ada pula pembentukan batuan setelah mencapai permukaan bumi, yang disebut batuan beku luar(batuan ekstrusiatau batuan vulkanis). Batuan ini cepat sekali membeku, sehingga jenis kristalnya besar, bersifat halus, dan sulit dilihat dengan mata. Batuan dengan mineral halus disebut tekstur aphanitis.Dengan demikian, batuan beku dibedakan atas:
a)      Batuan beku dalam atau plutonik;
Batuan plutonik adalah batuan yang terbentuknya berada jauh di dalam bumi (15 - 50 km). Karena letak pembentukannya dekat dengan astenosfer, maka pendinginan batuannya pun berjalan sangat lambat. Akibatnya, bentuk batuan yang dihasilkannya besar-besar dan memiliki kristal-kristal sempurna dengan bentuk tekstur holokristalin (semua komposisi disusun oleh kristal sempurna). Contoh batuan granit dan gabro.
Ciri-ciri batuan plutonik pada umumnya secara mudah dapat dilihat dari ukuran butirnya, beberapa sifat atau ciri-ciri batuan plutonik adalah sebagai berikut.
1)      Umumnya berbutir lebih kasar dibandingkan batuan ekstrusi.
2)      Jarang memperlihatkan struktur visikular (mengandung lubang-lubang benda gas).
3)      Batuan dapat merubah batuan yang berbatasan pada semua sisinya.

b)     Batuan beku korok atau porfirik;
Batuan korok atau gang, terbentuk di antara batuan dalam dan batuanleleran dalam korok-korok atau gang-gang. Batuan yang terbentuk adalah batuan gang atau batuan korok yag disebut juga batuan hypoabisik. Itulah sebabnya batuan ini terdiri atas kristal besar, kristal kecil, dan bahkan ada yang tidak mengkristal, misalnya bahan amorf. Contohnya: granit fosfir.

c)      Batuan beku luar (lelehan atau epusif).
Batuan beku luar, yaitu batuan beku yang terjadi di atas permukaan atau kulit bumi. Proses terjadinya diawali dari magma yang keluar sampai ke permukaan bumi, kemudian terpengaruh oleh berbagai faktor yang ada di permukaan bumi, misalnya temperatur udara, air dan angin. sehingga temperatur dari magma tersebut akan turun cepat sekali, maka ketika magma tersebut membeku hanya terbentuk kristal-kristal kecil, dan sebagian ada yang sama sekali tidak mempunyai kristal (amorf). Contoh batuan beku luar yang terdiri dari kristal-kristal kecil misalnya andesitdan riolit, sedangkan contoh yang tak mempunyai kristal atau amorf, misalnya batu apung dan batu kaca.
Ciri-ciri batuan beku luar (vulkanik), antara lain sebagai berikut:
1)      Pada umumnya mempunyai butir kristal yang halus, bahkan amorf.
2)      Sebagian memperlihatkan struktur visikular artinya sebagian dari batuan beku luar  memperlihatkan adanya lubang-lubang bekas materi gas yang terperangkap.
3)      Kristal mineral batuannya menunjukan tekstur aphanitis(kristal yang halus dan amorf).
Untuk membedakan batuan beku dengan batuan lainnya terdapat tiga ciri utama, yaitu:
a)      tidak mungkin mengandung fosil;
b)      teksturnya padat, mampat serta strukturnya homogen dengan bidang permukaan ke semua arah sama;
c)      susunan sesuai dengan pembentukannya.



2.    Batuan Sedimen
Batuan sedimen terbentuk karena adanya proses pengendapan (sedimentasi). Butir-butir batuan sedimen berasala dari berbagai macam batuan yang mengalami pelapukan atau pengikisan, baik oleh angin maupun air. Butiran-butiran hasil pelapukan atau pengikisan tersebut mengendap secara berlapis yang makin lama makin tebal dan padat. Tekanan yang terlalu lama membentuk batuan sedimen.
Batuan sedimen dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu menurut tenaga yang mengendapkan, cara pengendapan, dan tempat pengendapan. 

    a)      Menurut Tenaga yang Mengendapkan
1)      Batuan Sedimen Akuatis berasal dari pengendapan butiran batuan oleh air sungai, danau, atau air hujan. Contoh: breksi, konglomerat, dan batu pasir
2)      Batuan sedimen aeolis (aeris) berasal dari pengendapan butiran batuan oleh angin. Contoh: tanah los, tanah tuf, dan tanah pasir di gurun
3)      Batuan sedimen glasial berasal dari pengendapan butiran batuan oleh gletser. Contoh: moraine
4)      Batuan sedimen marin berasal dari pengendapan butiran batuan oleh air laut. Contoh:
   b)     Menurut Cara Pengendapannya
1)      Batuan Sedimen mekanik/klastik

Batuan sedimen klastik, adalah sedimen yang susunan kimianya sama dengan susunan kimia batuan asal. Artinya, batuan itu ketika diangkut hanya mengalami penghancuran secara mekanik dari besar menjadi kecil. Batu gunung yang membukit itu akibat pelapukan, hancur berkeping-keping. Kepingan itu diangkut air hujan, longsor atau berguling-guling di lereng dan masuk ke sungai. Arus sungai membanting-banting batu itu sehingga menjadi kerikil, pasir, dan lumpur yang kemudian mengendapkannya di tempat baru. Ada juga yang disebut batuan sedimen non klastik dibedakan atas dasar komposisinya. Sedimen non klastik yang utama adalah batu gamping dan dolomit. Batuan non klasik sebagai hasilevaporit(menguap) antara lain batu garam, denhidrit dan gipsum sedangkan dari unsur organik ialah batubara.

1)      Batuan sedimen kimiawi
Jika dalam pengendapan itu terjadi proses kimia, seperti pelarutan, penguapan, oksidasi, dehidrasi, dan sebagainya, hasilnya dinamakan batuan sedimen kimiawi, contohnya hujan di gunung kapur. Air hujan yang mengandung CO2 meresap ke dalam retakan halus (diaklas) pada batu gamping (CaCO3). Air itu melarutkan gamping yang dilaluinya menjadi larutan air kapur atau Ca(HCO3)2. Aliran larutan kapur itu akhirnya sampai ke atap gua kapur. Tetesan air kapur itu membentuk stalaktit di atap gua dan stalagmit di dasar gua. Terjadinya stalaktit dan stalagmit akibat pelarutan dan penguapan H20 dan CO2 pada waktu air kapur menetes. Kedua bentukan sedimen kapur tersebut disebut batuan sedimen kimiawi.

2)      Batuan sedimen organik
Batuan sedimen organik, terjadi karena selama proses pengendapannya mendapat bantuan dari organisme, yaitu sisa, rumah atau bangkai binatang laut yang tertimbun di dasar laut seperti kerang, terumbu karang, tulang belulang, kotoran burung guano yang menggunung di Peru, lapisan humus di hutan, dan sebagainya.

       c)      Menurut Tempat Pengendapannya
1)      Batuan sedimen teristris adalah batuan sedimen yang diendapkan di di darat
2)      Batuan sedimen marine, yaitu batuan sedimen yang diendapkan di laut
3)      Batuan sedimen limnis, yaitu batuan sedimen yang diendapkan di danau
4)      Batuan sedimen fluvial, yaitu batuan sedimen yang diendapkan di sungai
5)      Batuan sedimen glasial, yaitu batuan sedimen yang diendapkan di daerah yang terdapat es atau gletser

3.    Batuan Metamorf
Batuan malihan adalah batuan hasil ubahan dari batuan asal (batuan beku, batuan endapan, dan batuan malihan) akibat proses metamorfosis. Proses metamorfosis, yaitu suatu proses yang dialami batuan asal akibat adanya tekanan atau temperatur yang meningkat atau tekanan dan temperatur yang sama-sama meningkat. Ada tiga jenis batuan malihan, yaitu sebagai berikut:
a)      Metamorfik termik (kontak), terbentuk karena adanya kenaikan suhu yang berarti, seperti batu pualam atau marmer.
b)      Metamorfik dinamik (sintektonik), pembentukan batuan yang disebabkan oleh penambahan tekanan tinggi, biasanya akibat gaya tektonik. Jenis metamorfisa ini banyak dijumpai pada daerah-daerah patahan dan lipatan yang luas di dunia. Misalnya, batu sabak dan batubara.
c)      Metamorfik termik pneumatolitik, pembentukan batuan akibat adanya penambahan suhu disertai masuknya zat bagian magma ke dalam batuan itu. Misalnya, azurit mineral (pembawa tembaga), topas, dan turmalin (batu permata)

A.  Pemanfaatan Batuan Penyusun Litosfer Bagi Manusia
1.      Batuan Beku
Batuan beku yaitu batuan alam yang terbentuk karena proses naiknya magma dari inti bumi yang panas sekali tertekan ke permukaan bumi kemudian membeku karena pengaruh cuaca dingin, yang termasuk batu alam jenis beku ini adalah batu andesit, batu perlit, batu obsidian. Penggunaan material batu alam jenis beku ini misalnya digunakan pada finishing dinding rumah maupun pagar rumah dengan berbagai motif serta warna batu alam yang dapat dipilih menyesuaikan nilai arsitektur serta seni keindahan yang ingin ditampilkan dalam sebuah bangunan.

2.      Batuan Sedimen
Batuan sedimen atau batuan endapan batuan yang terbentuk karena proses pengerasan, akibat adanya pengaruh cuaca atau terbawa arus sungai sehingga mengendap didasar sungai , danau atau lautan contohnya batuan kapur atau gamping, batu bara, batuan karang, Janis batuan sedimen ini baik untuk digunakan sebagai penghias taman rumah dengan cara melakukan penataan sedemikian rupa sehingga tersusun sebuah kumpulan batu alam untuk bahan bangunan yang indah serta enak dipandang.

3.      Batuan Metamorf
Batuan metamorf dalam bahasa lainya yaitu batuan yang mengalami alihan atau perubahan yaitu batuan sediment yang telah terpengaruh oleh panas dan tekanan yang cukup besar sehingga mengalami berbagai perubahan bentuk dan komposisi batu alam seperti batu antrasit, batu marmer, atau batu bara yang telah berubah menjadi batu intan. Batu marmer banyak digunakan sebagai finishing rumah mewah baik sebagai penutup lantai maupun pasangan dinding rumah sehingga tercipta sebuah tampilan marmer dengan corak dan warna yang dapat dipilih misalnya jenis star white, perde patricia, American red serta nama-nama batu granit dan marmer lainya sesuai dengan corak dan warnanya masing-masing.

Batuan robohan yaitu batuan dari lapisan yang mengandung bermacam macam mineral seperti pasir, kerikil, batu kali, batu paras, batu cadas. Jenis batuan ini merupakan yang paling banyak digunakan sebagai bahan bangunan terutama untuk pembuatan struktur beton bertulang membutuhkan pasir dan kerikil sebagai material campuran adukan, penggunaan batuan pasir yang baik untuk bahan bangunan adalah yang memenuhi persyaratan seperti tidak banyak mengandung kadar lumpur dan bahan organic, demikian beberapa jenis batu alam untuk bahan bangunan yang dapat digunakan untuk mempercantik rumah.