Jumat, 16 Oktober 2015
aktifitas manusia memanfaatkan batuan penyusun litosfer
Oktober 16, 2015
No comments
A.
Litosfer
Litosfer adalah lapisan kulit bumi yang paling
atas. Lapisan ini pada umumnya terjadi dari senyawa kimia yang kaya akan SiO Itulah
sebabnya lapisan litosfer seringkali dinamakan lapisan silikat. Lapisan ini
memiliki ketebalan sampai 70 km.
Batuan merupakan bahan utama pembentuk kulit bumi.
Induk segala batuan ialah magma. Magma adalah batuan cair pijar yang bersuhu
tinggi dan mengandung berbagai unsur mineral dan gas. Kulit bumi atau litosfer tersusun
oleh sekitar 90 jenis unsur kimia yang satu dengan lainnya membentuk persenyawaan
yang disebut mineral.
Selain itu, litosfer juga
terdiri atas dua bagian, yaitu lapisan Sial dan lapisan Sima. Lapisan Sialyaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas
logam silisium dan alumunium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan Al2O3. Pada lapisan sial (silisium dan alumunium)ini antara lain terdapat batuan
sedimen, granit, andesit,
jenis-jenis batuan metamorf, dan batuan lain yang terdapat di daratan benua. Lapisan Sima (silisium magnesium)yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun oleh logam silisium dan magnesium dalam bentuk
senyawa SiO2 dan MgO lapisan ini mempunyai berat jenis yang
lebih besar daripada lapisan sial karena
mengandung besi dan magnesium yaitu mineral ferro magnesium dan batuan basalt.
B.
Siklus Batuan
Batuan pembentuk kulit bumi
selalu mengalami siklus atau daur, yaitu batuan mengalami perubahan wujud dari magma, batuan beku, batuan sedimen, batuan malihan, dan kembali lagi menjadi magma. Secara berurutan batuan itu mengalami peristiwa sebagai berikut.
Batuan berasal dari magma. Karena daerah sekitar magma itu dingin, maka magma
itu juga mendingin. Secara lambat laun magma
pun membeku. Tempat pembekuan itu, mungkin di permukaan bumi, mungkin pula di lapisan litosfer yang tidak begitu dalam, atau di dalam dapur magma bersama-sama dengan proses pembekuan magma seluruhnya. Karena itu, batuan yang berasal dan magma akan berbeda-beda pula. Semuanya dinamakan batuan beku
Karena pengaruh atmosfer, maka batuan beku di
permukaan bumi itu akan rusak, hancur, dan
kemudian terbawa oleh aliran air, hembusan angin, atau gletser. Tidak jarang pula pada waktu hujan lebat, batuan yang
hancur itu meluncur pada lereng
yang curam karena gravitasi dan akhirnya batuan yang telah diangkut itu akan diendapkan di tempat baru. Akibatnya
terbentuklah batuan endapan yang
tertimbun di dataran rendah, sungai, danau, atau di laut.
Mungkin saja pada suatu masa, batuan beku dan
batuan endapan mencapai suatu tempat yang
berdekatan dengan magma sebagai akibat tenaga endogen. Karena persinggungan dengan magma itu, maka batuan sedimen dan batuan beku dapat berubah bentuknya dan lazim dinamakan batuan malihan (metamorf). Batuan malihan dapat juga terbentuk akibat tekanan yang
berlaku pada batuan sedimen.
A.
Jenis Batuan
Batuan penyusun
litosfer dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu batuan beku, batuan sedimen,
dan batuan metamorf.
1.
Batuan Beku
Batuan beku atau Igneous Rockberasal dari bahasa latin Inisyang artinya api(fire).
Batuan beku adalah batuan hasil pembentukan cairan magma, baik di dalam maupun
di atas permukaan bumi, sehingga tekstur yang terbentuk sangat tergantung pada
kondisi pembekuannya. Magma panas yang bergerak dari dalam bumi ke permukaan,
makin lama makin dingin dan akhirnya membeku. Batuan beku yang tidak mencapai permukaan
bumi disebut batuan beku dalamatau batuan intrusiatau batuan plutonis. Proses
pembekuan batuan plutonis berlangsung lambat, sehingga menghasilkan bentuk kristal-krital besar
yang sering disebut pula tekstur phaneritis.
Sementara itu, ada pula pembentukan batuan setelah mencapai permukaan bumi,
yang disebut batuan beku luar(batuan ekstrusiatau batuan vulkanis). Batuan ini
cepat sekali membeku, sehingga jenis kristalnya besar, bersifat halus, dan
sulit dilihat dengan mata. Batuan dengan mineral halus disebut tekstur
aphanitis.Dengan demikian, batuan beku dibedakan atas:
a)
Batuan beku dalam atau plutonik;
Batuan plutonik adalah batuan yang terbentuknya berada jauh di dalam bumi
(15 - 50 km). Karena letak pembentukannya dekat dengan astenosfer, maka
pendinginan batuannya pun berjalan sangat lambat. Akibatnya, bentuk batuan yang
dihasilkannya besar-besar dan memiliki kristal-kristal sempurna dengan bentuk
tekstur holokristalin (semua komposisi disusun oleh kristal sempurna). Contoh
batuan granit dan gabro.
Ciri-ciri batuan plutonik pada umumnya secara mudah dapat dilihat dari ukuran
butirnya, beberapa sifat atau ciri-ciri batuan plutonik adalah sebagai berikut.
1) Umumnya berbutir lebih kasar
dibandingkan batuan ekstrusi.
2) Jarang memperlihatkan struktur visikular
(mengandung lubang-lubang benda gas).
3) Batuan dapat merubah batuan yang
berbatasan pada semua sisinya.
b)
Batuan beku korok atau porfirik;
Batuan korok atau gang, terbentuk di antara batuan
dalam dan batuanleleran dalam korok-korok atau gang-gang. Batuan yang terbentuk
adalah batuan gang atau batuan korok yag disebut juga batuan hypoabisik. Itulah
sebabnya batuan ini terdiri atas kristal besar, kristal kecil, dan bahkan ada yang
tidak mengkristal, misalnya bahan amorf. Contohnya: granit fosfir.
c)
Batuan beku luar (lelehan atau
epusif).
Batuan beku luar, yaitu batuan beku yang terjadi di atas permukaan atau
kulit bumi. Proses terjadinya diawali dari magma yang keluar sampai ke
permukaan bumi, kemudian terpengaruh oleh berbagai faktor yang ada di permukaan
bumi, misalnya temperatur udara, air dan angin. sehingga temperatur dari magma
tersebut akan turun cepat sekali, maka ketika magma tersebut membeku hanya
terbentuk kristal-kristal kecil, dan sebagian ada yang sama sekali tidak
mempunyai kristal (amorf). Contoh batuan beku luar yang terdiri dari
kristal-kristal kecil misalnya andesitdan riolit, sedangkan contoh yang tak mempunyai
kristal atau amorf, misalnya batu apung dan batu kaca.
Ciri-ciri batuan
beku luar (vulkanik), antara lain sebagai berikut:
1) Pada umumnya mempunyai butir kristal
yang halus, bahkan amorf.
2) Sebagian memperlihatkan struktur
visikular artinya sebagian dari batuan beku luar memperlihatkan adanya lubang-lubang bekas
materi gas yang terperangkap.
3) Kristal mineral batuannya menunjukan
tekstur aphanitis(kristal yang halus dan amorf).
Untuk membedakan batuan beku dengan batuan lainnya terdapat tiga ciri
utama, yaitu:
a) tidak mungkin mengandung fosil;
b) teksturnya padat, mampat serta
strukturnya homogen dengan bidang permukaan ke semua arah sama;
c) susunan sesuai dengan pembentukannya.
2.
Batuan Sedimen
Batuan sedimen terbentuk karena adanya proses
pengendapan (sedimentasi). Butir-butir batuan sedimen berasala dari berbagai
macam batuan yang mengalami pelapukan atau pengikisan, baik oleh angin maupun
air. Butiran-butiran hasil pelapukan atau pengikisan tersebut mengendap secara
berlapis yang makin lama makin tebal dan padat. Tekanan yang terlalu lama
membentuk batuan sedimen.
Batuan sedimen dibedakan menjadi tiga kelompok,
yaitu menurut tenaga yang mengendapkan, cara pengendapan, dan tempat
pengendapan.
a)
Menurut Tenaga yang Mengendapkan
1) Batuan Sedimen Akuatis berasal dari
pengendapan butiran batuan oleh air sungai, danau, atau air hujan. Contoh:
breksi, konglomerat, dan batu pasir
2) Batuan sedimen aeolis (aeris) berasal
dari pengendapan butiran batuan oleh angin. Contoh: tanah los, tanah tuf, dan
tanah pasir di gurun
3) Batuan sedimen glasial berasal dari
pengendapan butiran batuan oleh gletser. Contoh: moraine
4) Batuan sedimen marin berasal dari
pengendapan butiran batuan oleh air laut. Contoh:
b)
Menurut Cara Pengendapannya
1) Batuan Sedimen mekanik/klastik
Batuan sedimen klastik, adalah sedimen yang susunan
kimianya sama dengan susunan kimia batuan asal. Artinya, batuan itu ketika
diangkut hanya mengalami penghancuran secara mekanik dari besar menjadi kecil. Batu
gunung yang membukit itu akibat pelapukan, hancur berkeping-keping. Kepingan
itu diangkut air hujan, longsor atau berguling-guling di lereng dan masuk ke
sungai. Arus sungai membanting-banting batu itu sehingga menjadi kerikil,
pasir, dan lumpur yang kemudian mengendapkannya di tempat baru. Ada juga yang
disebut batuan sedimen non klastik dibedakan atas dasar komposisinya. Sedimen
non klastik yang utama adalah batu gamping dan dolomit. Batuan non klasik
sebagai hasilevaporit(menguap) antara lain batu garam, denhidrit dan gipsum sedangkan
dari unsur organik ialah batubara.
1) Batuan sedimen kimiawi
Jika dalam pengendapan itu terjadi proses kimia,
seperti pelarutan, penguapan, oksidasi, dehidrasi, dan sebagainya, hasilnya
dinamakan batuan sedimen kimiawi, contohnya hujan di gunung kapur. Air hujan
yang mengandung CO2 meresap ke dalam retakan halus (diaklas) pada
batu gamping (CaCO3). Air itu melarutkan gamping yang dilaluinya
menjadi larutan air kapur atau Ca(HCO3)2. Aliran larutan
kapur itu akhirnya sampai ke atap gua kapur. Tetesan air kapur itu membentuk
stalaktit di atap gua dan stalagmit di dasar gua. Terjadinya stalaktit dan
stalagmit akibat pelarutan dan penguapan H20 dan CO2 pada
waktu air kapur menetes. Kedua bentukan sedimen kapur tersebut disebut batuan
sedimen kimiawi.
2) Batuan sedimen organik
Batuan sedimen organik, terjadi karena selama proses pengendapannya mendapat
bantuan dari organisme, yaitu sisa, rumah atau bangkai binatang laut yang
tertimbun di dasar laut seperti kerang, terumbu karang, tulang belulang,
kotoran burung guano yang menggunung di Peru, lapisan humus di hutan, dan
sebagainya.
c)
Menurut Tempat Pengendapannya
1) Batuan sedimen teristris adalah
batuan sedimen yang diendapkan di di darat
2) Batuan sedimen marine, yaitu batuan
sedimen yang diendapkan di laut
3) Batuan sedimen limnis, yaitu batuan
sedimen yang diendapkan di danau
4) Batuan sedimen fluvial, yaitu batuan
sedimen yang diendapkan di sungai
5) Batuan sedimen glasial, yaitu batuan
sedimen yang diendapkan di daerah yang terdapat es atau gletser
3.
Batuan Metamorf
Batuan malihan adalah batuan hasil ubahan dari
batuan asal (batuan beku, batuan endapan, dan batuan malihan) akibat proses
metamorfosis. Proses metamorfosis, yaitu suatu proses yang dialami batuan asal
akibat adanya tekanan atau temperatur yang meningkat atau tekanan dan
temperatur yang sama-sama meningkat. Ada tiga jenis batuan malihan, yaitu
sebagai berikut:
a) Metamorfik termik (kontak), terbentuk
karena adanya kenaikan suhu yang berarti, seperti batu pualam atau marmer.
b) Metamorfik dinamik (sintektonik),
pembentukan batuan yang disebabkan oleh penambahan tekanan tinggi, biasanya
akibat gaya tektonik. Jenis metamorfisa ini banyak dijumpai pada daerah-daerah
patahan dan lipatan yang luas di dunia. Misalnya, batu sabak dan batubara.
c) Metamorfik termik pneumatolitik,
pembentukan batuan akibat adanya penambahan suhu disertai masuknya zat bagian
magma ke dalam batuan itu. Misalnya, azurit mineral (pembawa tembaga), topas,
dan turmalin (batu permata)
A.
Pemanfaatan Batuan Penyusun Litosfer
Bagi Manusia
1.
Batuan Beku
Batuan beku yaitu batuan alam yang terbentuk karena proses naiknya magma
dari inti bumi yang panas sekali tertekan ke permukaan bumi kemudian membeku
karena pengaruh cuaca dingin, yang termasuk batu alam jenis beku ini adalah
batu andesit, batu perlit, batu obsidian. Penggunaan material batu alam jenis
beku ini misalnya digunakan pada finishing dinding rumah maupun pagar rumah
dengan berbagai motif serta warna batu alam yang dapat dipilih menyesuaikan
nilai arsitektur serta seni keindahan yang ingin ditampilkan dalam sebuah
bangunan.
2.
Batuan Sedimen
Batuan sedimen atau batuan endapan batuan yang
terbentuk karena proses pengerasan, akibat adanya pengaruh cuaca atau terbawa
arus sungai sehingga mengendap didasar sungai , danau atau lautan contohnya
batuan kapur atau gamping, batu bara, batuan karang, Janis batuan sedimen ini
baik untuk digunakan sebagai penghias taman rumah dengan cara melakukan
penataan sedemikian rupa sehingga tersusun sebuah kumpulan batu alam untuk
bahan bangunan yang indah serta enak dipandang.
3.
Batuan Metamorf
Batuan metamorf dalam bahasa lainya yaitu batuan
yang mengalami alihan atau perubahan yaitu batuan sediment yang telah
terpengaruh oleh panas dan tekanan yang cukup besar sehingga mengalami berbagai
perubahan bentuk dan komposisi batu alam seperti batu antrasit, batu marmer, atau
batu bara yang telah berubah menjadi batu intan. Batu marmer banyak digunakan
sebagai finishing rumah mewah baik sebagai penutup lantai maupun pasangan
dinding rumah sehingga tercipta sebuah tampilan marmer dengan corak dan warna
yang dapat dipilih misalnya jenis star white, perde patricia, American red
serta nama-nama batu granit dan marmer lainya sesuai dengan corak dan warnanya
masing-masing.
Batuan robohan yaitu batuan dari lapisan yang
mengandung bermacam macam mineral seperti pasir, kerikil, batu kali, batu
paras, batu cadas. Jenis batuan ini merupakan yang paling banyak digunakan
sebagai bahan bangunan terutama untuk pembuatan struktur beton bertulang
membutuhkan pasir dan kerikil sebagai material campuran adukan, penggunaan
batuan pasir yang baik untuk bahan bangunan adalah yang memenuhi persyaratan
seperti tidak banyak mengandung kadar lumpur dan bahan organic, demikian
beberapa jenis batu alam untuk bahan bangunan yang dapat digunakan untuk
mempercantik rumah.
Langganan:
Postingan (Atom)