Blogroll

Kamis, 17 Oktober 2024

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN

 

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1

PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI  KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN


Oleh: 

I Nyoman Supariarta, S.Pd

CGP Angkatan 11

SMA Negeri 1 Kerambitan

 

Saya adalah calon Guru penggerak AngkatanXI, pada kesempatan ini saya akan berbagi informasi tentang Pengambilan Keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin

 

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”

(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).

Bob Talbert

Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini?

Kaitannya adalah tugas kita sebagai pendidik adalah menuntun murid menuju kebahagiaan dan keselamatan sebagai manusia dan anggota masyarakat. Sebagai pendidik kita bertugas memberikan ilmu pengetahuan kepada murid juga menuntun laku murid, agar murid mampu mengejawantahkan nilai nilai kebajikan universal. Memberikan ilmu pengetahuan kepada murid memang sangat penting kita lakukan namun yang lebih penting lagi akhlak. Kita harus mampu menuntun akhlak murid sesuai dengan profil pelajar Pancasila. Keputusan yang kita harus ambil dalam proses ini harus mampu dipertanggungjawabkan dan berorientasi pada kepentingan murid. Pemahaman tentang etika akan menuntun guru ebih bijaksana dalam bersikap, dan akan menuntun siswa akan lebih bijak dalam bertidak.

 

Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?

Dalam mengambil keputusan kita harus mengidentifikasi dulu 3 prinsip, 4 paradigma dan 9 langkah , pertama kita harus paham betul permasalahan yang ada dalam lingkungan kita. Selanjutnya kita harus mampu berpikir matang prinsip mana yang kita gunakan untuk menghadapi permasalahan. Misalnya saja berpikir pada berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking) Jadi saat kita berpikir berdasarkan peraturan pastilah kita patuh pada aturan yang berlaku, tetapi jika peraturan tersebut tidak sesuai dengan yang diharapkan akan terjadi dualitas pengambilan keputusan, Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking) dalam penyelesaian dilema etika berbasis rasa peduli kita memutuskan seuatu dengan pemikiran apa yang anda harapkan orang lakukan terhadap anda. Dan Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking) Dalam penyelesaian berbasis hasil akhir kita berpikir tentang melakukan sesuatu yang terbaik bagi kebanyakan orang. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan, tidak bertentangan dengan peraturan yang ada, dan tetap menjaga integritas moral. Jadi keputusan yang kita ambil niscaya akan mampu menguntungkan semua pihak.

 

Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?

Sebagai pemimpin pembelajaran saya akan mengambil sebuah keptusan yang mengutungkan semua pihak, Sebagai pemimpin pembelajaran saya akan berkomitmen untuk memberikan kontrubusi dalam proses pembelajaran murid. Oleh karena itu setiap keputusan yang saya ambil haruslah berdasarkan pada 3 prinsip, 4 paradigma, dan 9 langkah, sehingga keputusan yang saya ambil mampu berpihak pada murid, bertanggung jawab dan berdasarkan nilai-nilai Kebajikan universal. Ini akan mampu memperkuat karakter positif pada murid, saya harap dengan menerapkan hal tersebut pembelajaran akan holistik yang mengedepankan pada kepentingngan murid.

 

Menurut Anda, apakah maksud dari kutipan ini jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini? Jelaskan pendapat Anda.

Education is the art of making man ethical.

Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.

~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~

Dari kutipan tersebut kita dapatkan sebuah hal penting dari tujuan dari pendidikan yakni merubah laku anak kearah yang lebih baik, sesuai dengan nilai nilai Kebajikan universal yang ada. Pendikan membuat manusia berprilaku etis yakni memiliki etika yang baik. Dalam Pendidikan kita harus mampu membuat keputusan yang beranggung jawab yang dilandasi etika didalamnya. Permasalahan permasalah yang muncul dalam proses Pendidikan haruslah kita selesaikan dengan menggunakan 3 prinsip, 4 paradima dan 9 langah pengambilan keputusan. Pendekatan ini memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil dapat dipertanggungjawabkan secara etis dan didasarkan pada nilai-nilai Kebajikan, tentulah kita sebagai pendidik haruslah mampu menuntun karakter murid dalam berprilaku sesuai dengan etika, sesuai semboyan dari KHD yakni Ing Ngarso Sung Tulodo (di depan memberikan teladan, Ing Madyo Mangun Karso (di tengah membangun motivasi dan menciptakan suasana kondusif) dan Tut Wuri Handayani (di belakang memberikan dorongan moral atau semangat). Seperti juga dikatakan oleh Plato didiklah anak-anak dengan musik, fisika, dan filasafat; tetapi yang terpenting didiklah mereka dengan nilai-nilai moral (etika).

 

Setelah saya mencoba memahami dua kalimat bijak tersebut, berikut ini adalah jawaban dari pertanyaan pemandu;

  1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
  • Jika dilihat dari filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap tugas kita sebagai pemimpin pembelajaran. Semboyan Pendidikan dari Ki Hajar Dewantara yakni : Ing Ngarsa Sung Taladha (Guru yang berada di depan menjadi panutan dan telada), Ing Madya Mangun Karsa (Guru berada di tengah-tengah muridnya untuk menjadi inspirator dan fasilitator) dan Tut Wuri Handayani (Dimana seorang guru berada di belakang untuk memotivasi murid agar terus melangkah ke depan). merupakan acuan bagi kita dalam membuat keputusan yang berpihak pada murid. Berdasarkan filosofi KHD  ini  kita  jadikan pedoman dalam pengambilan suatu keputusan yang bertanggung jawab. Sehingga nantinya setiap keputusan yang kita ambil akan berpihak pada murid, Bertanggung jawab, dan Berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal.

 

  1. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Sebagai calon guru pengerak kita memiliki nilai Berpihak pada murid, Mandiri, Reflektif,  inovatif, kolaboratif, nilai ini kita kuatkan sehingga nantinya dalam  mengambil sebuah keputusan dapat dipertangungjawabkan. Menguatkan milai-nilai ini akan membantu kita dalam menghadapi situasi  dilema etika atau bujukan moral.

  1. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Coaching didefinisikan sebagai sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee (Grant, 1999).

Tujuan utama Coaching adalah memfasilitasi perubahan prilaku dan perubahan mindset seseorang dari seseorang sudah tahu menjadi tambah tahu (memaksimalkan potensi) dan coaching memfasiltasi ide-ide baru, dengan paragdima berpikir dari masa kini ke masa depan. Melalui keterampilan coaching ini kita mampu memberikan bimbingan dann tuntunan kepada orang lain dalam mengambil sebuah keputusan yang bertanggung jawab. Melalui kegiatan coaching yang diberikan oleh pendamping atau fasilitator sangat membantu dalam menguji apakah keputusan (solusi) yang telah kita ambil terkait dengan permasalahan (kasus) yang terjadi sudah efektif atau kurang efektif. Keterampilan coaching ini kita gunakan dalam pengujian 9 langkah dalam pengambilan keputusan, sehingga nantinya coachee mampu menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapinya dan mampu membuat keputusan yang bertanggung jawab sesuai dengan nilai Kebajikan sebagai pemimpin. Hal ini dikarenakan  Paradigma Berpikir Coaching yakni Berfokus pada coachee/rekan yang akan dikembangkan, Bersikap terbuka dan ingin tahu, Memiliki kesadaran diri yang kuat, dan Mampu melihat peluang baru dan masa depan

  

  1. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Kemampuan guru dalam mengelola kompetensi sosial dan emosional sangat perlu dimiliki dalam pengambilan keputusan. Meningkatkan kompetensi ini kita harus mampu mengembangkan 5 kompetensi sosial emosional (KSE)  kita yakni: kesadaran diri, keterampilan berelasi, manajemen diri dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Melalui pengguatan kompetensi ini kita akan mampu memecahkan permasalahan-permasalahan dilema etika dan bujukan moral. Dengan kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosional maka guru tersebut akan berada pada keadaan mindfulness (kesadaran penuh) yaitu kesadaran yang muncul ketika seseorang memberikan perhatian secara sengaja pada kondisi saat sekarang dilandasi rasa ingin tahu (tanpa menghakimi) dan kebaikan

 

  1. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Ketika kita menemui studi kasus yang berhubungan dengan moral atau etika kita menyadari bahwasanya menyelesaikan suatu permasalahan tidak cukup menggunakan satu pendekatan saja, kita harus mampu menguji pendekatan yang kita gunakan menggunakan 9 langkah pengambilan keputusan. Cara kita menguatkan 9 langkah pengambilan  dapat dilakukan dengan cara menguatkan nilai guru penggerak yakni Berpihak pada murid, Mandiri, Reflektif,  inovatif, dan kolaboratif. Kita akan semakin terasah jika kita menemukan kasus-kasus yang memiliki paradigma benar lawan benar. Pembahasan tentang kasus yang berhubungan dengan moral akan semakin mengasah kita memiliki sikap empati dan simpati, sehingga nanti keputusann yang kita ambil akan lebih bijak. 


  1. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Pengambilan keputusan tepat jika mampu menguntungkan semua pihak, dan keputusan yang tepat akan menciptakan lingkungan positif, kondusif, aman dan nyaman, sehingga sebelum kita mengambil keputusan  kita harus mampu mengidentifikasi 3 prinsip, 4 Paradigma dan 9 langkah pengambilan keputusan.

  1. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan yang paling mendasar adalah berprilaku adil untuk semua pihak. Saat kita memutuskan sesuatu yang berhubungan dengan dilema etika dan bujukan moral kita sadari setiap keputusan yang kita ambil harus mampu menguntungan semua pihak, ataupun baik untuk semua pihak.

  1. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Keputusan yang kita ambil harus berpihak pada murid. Berpihak pada murid memberikan kemerdekaan dalam murid untuk tumbuh dan berkembang berdasarkan kodrat alam dan zamannya. Salah satu pertimbangan mendasar dalam pembelajaran berpihak pada murid adalah pembelajaran yang mampu mengakomodir kebutuhan belajar murid. Salah satu pendekatan yang mengakomodir kebutuhan belajar murid yakni pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran Berdiferensiasi memberikan kemerdekaan murid untuk belajar dan berproses sesuai dengan kesiapan belajar, minat dan profil belajarnya.

 

  1. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Yang pertama yang dilakukan pemimpin pembelajaran adalah mampu mengidentifikasi permasalahan murid apakah dilema etika dan bujukan moral, selanjutnya mampu menganalisis permasalahan yang terjadi pada murid melalui 9 langkah pengambilan keputusan. Ketika kita tepat mengambil keputusan tentunya akan berdampak positif bagi para murid dimana meraka akan termotivasi untuk membuat hal yang positif sehingga kehidupan meraka akan menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Sehingga di masa depan murid akan belajar menjadi mengambil keputusan dengan bijaksana, tidak tergesa-gesa dan melihat dari semua sudut pandang.

 

  1. Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Dari belajar modul ini saya mendapatkan kesimpulan yakni sebagai seorang pemimpin dalam mengambil keputusan kita harus mampu menuntun murid menuju keselamatan dan kebahagiaan, salah satu cara kita menuntun murid adalah sesuai dengan filosofi Pendidikan KHD (Ing Ngarsa Sung Taladha; Guru yang berada di depan menjadi panutan dan telada, Ing Madya Mangun Karsa; Guru berada di tengah-tengah muridnya untuk menjadi inspirator dan fasilitator dan Tut Wuri Handayani; Dimana seorang guru berada di belakang untuk memotivasi murid agar terus melangkah ke depan. Kita juga harus mampu menguatkan nilai guru pengerak, sesuai dengan visi yang kita ingin capai. Acuan kita adalah disiplin positif dan nilai kebajikan universal yang ada. Selanjutnya agar pembelajaran berpihak pada murid maka pemberalajaran harus mengakomodir kebutuhan belajar murid, disinilah peran kita menguatkan kompetensi sosial emosional (KSE), dan keterampilan coaching membantu kita akan memaksimalkan potensi dalam pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.

 

  1. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Situasi dilema etika terjadi karena kedua pilihan benar dan Situasi Bujukan Moral, terjadi karena seseorang harus membuat keputusan antara benar atau salah. Dalam pengambilan keputusan ada 4 paradima yakni Individu lawan kelompok (individual vs community), Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy), Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty) dan Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term).  Dalam penyelesaian dilema etika dan bujukan moral, kita harus menggunakan 3 prinsip yakni; Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking) dan Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). langkah yang dapat kita lakukan dalam mengambil keputusan yakni Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan, Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini, Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini, Pengujian benar atau salah, Pengujian Paradigma Benar lawan Benar, Melakukan Prinsip Resolusi. Investigasi Opsi Trilema, Buat Keputusan, Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan

   

  1. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Sebelumnya saya pernah mengambil keputusan dalam situasi moral dilema, namun saya ragu terhadap keputusan yang saya ambil apakah sudah sesuai aturan atau tidak. Pastilah keputusan yang saya ambil sesuai regulasi yang ada dan tidak merugikan orang lain. Melalui saya mempelajari modul ini saya pahami uji benar vs benar.  Setelah saya mempelajari 9 langkah dalam pengambilan keputusan ini, saya semakin mantap dalam mengambil keputusan yang bertanggung jawab.

  1. Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Dampak yang terjadi pada saya adalah saya mulai mampu mengidentifikasi suatu permasalahan yang ada apakah termasuk delima etika atau bujukan moral. Saya mulai paham cara mengambil sebuah keputusan melalui 3 prinsip, 4 paradigma dan 9 langkah pengambilan keputusan, sehingga nantinya setiap keputusan yang saya ambil akan berpihak pada murid.

  1. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Topik Modul 3.1.Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin  ini sangat penting bagi saya dikarenakan dengan memahami modul ini akan mampu menghantarkan saya menjadi seorang pemimpin pembelajaran.  Seorang pemimpin pembelajaran mampu mengambil sebuah keputusan yang bertanggung jawab, bernilai kebajikan dan mampu mengimplementasikan 4 paradigma, 3 prinsip penyelesaian dilema 9 langkah pengambilan keputusan,serta tiga uji yang sejalan dengan prinsip pengambilan keputusan yaitu: Uji Intuisi berhubungan dengan berpikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking), Uji publikasi, sebaliknya, berhubungan dengan berpikir berbasis hasil akhir (Ends- Based Thinking) yang mementingkan hasil akhir dan Uji Panutan/Idola berhubungan dengan prinsip berpikir berbasis rasa peduli (Care-Based Thinking)

22 komentar:

  1. Luar biasa sekali pemaparan yang diberikan oleh bapak nyoman supariarta yakni pengambilan keputusan berdasarkan nilai kebajikan sebagai pemimpin, sangat mengispirasi saya sebagai seorang pendidik

    BalasHapus
  2. Luar biasa sekali pak nyoman, Penerapan 3 prinsip, 4 paradigama dan 9 langkah ini sangat wajib kita gunakan sebagai dasar kita dalam mengatasi permasalahan yang berhubungan dengan dilema etika dan bujukan moral.

    BalasHapus
  3. Terkadang sangat sulit bagi kita mengambil sebuah keputusan. Adanya 4 paradigma dan 9 langkah pengambilan keputusan bisa dipakai sebuah pedoman agar keputusan yang kita buat bisa dipertanggungjawabkan.

    BalasHapus
  4. Mantap, lanjutkan pak

    BalasHapus
  5. Sangat luar biasa Pak Nyoman apa yang sudah dipaparkan. Apa yang disampaikan bisa sebagai gambaran bahwa kita sebagai pendidik dapat menerapkan 3 prinsip, 4 paradigma dan 9 langkah pengambilan keputusan agar kita sebagai pendidik dapat lebih berkembang menjadi lebih baik dan mampu memutuskan suatu hal yang sesuai dan dapat dipertanggungjawabkan.

    BalasHapus
  6. Sangat menginspirasi, apa yang disampaikan ditulisan ini menginspirasi saya dalam pengambilan keputusan pada pembelajaran utamanya di kelas.

    BalasHapus
  7. Luar biasa pemaparannya, pemimpin harus mampu mengambil keputusan yang bijak dan bertanggung jawab

    BalasHapus
  8. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  9. Sangat menginpirasi sebuah pengalaman secara psikologis dalam kebijakan yang akan dipilih.

    BalasHapus
  10. Artikel ini sangat menginspirasi saya. Seorang pemimpin harus memiliki keputusan yang tidak memihak siapapun, keputusan pemimpin harus tepat sasaran dan pemimpin juga harus bertanggung jawab akan keputusan yang diambil

    BalasHapus
  11. Sangat menginspirasi. Luar biasa..

    BalasHapus
  12. Artikelnya bagus dan menginspirasi

    BalasHapus
  13. Luar biasa Pak Nyoman. Kita sebagai pendidik tentunya penting untuk dapat mengambil keputusan yang tepat dan harus kita laksanakan dengan penuh tanggung jawab pula

    BalasHapus
  14. Sangat bagus pak nyoman

    BalasHapus
  15. Tulisan yang sangat menginspirasi sebagai seorang guru dalam pengambilan keputusan / kebijakan

    -RSN-

    BalasHapus
  16. Sangat menginspirasi,,, sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, manusia telah didesain sedemikian rupa dengan memiliki akal pikiran dan budi pekerti yang luhur. Itulah sebabnya manusia mampu berfikir sebelum memutuskan sesuatu. Sebagai seorang pendidik dalam pengambilan keputusan sangatlah penting, perlu mempertimbangkan berbagi aspek, dan analisis dampak sehingga keputusan itu dapat memberi solusi serta manfaat yang signifikan.

    BalasHapus
  17. Artikel ini sangat menginspirasi guru dalam mengambil kebijakan dalam tugasnya di sekolah secara bijak.

    BalasHapus
  18. Artikel ini sangat menginspirasi bagi para pendidik dalam mengambil keputusan diantara melalui 3 prinsip, 4 paradima dan 9 langkah pengambilan keputusan.

    BalasHapus
  19. Luar biasa sekali pemaparan pak nyoman dalam menyampaikan koneksi antar materinya. Tulisan ini menginspirasi saya untuk dapat mengambil keputusan dengan bertanggung jawab dan berdasarkan nilai kebajikan

    BalasHapus
  20. aritikel yang Pak Nyoman buat, tulis sampaikan pesannya sangat membuat saya termotivasi. Bahwa belajar dan pembelajaran bukan hanya mengejar ilmu, melaikan banyak hal. Bukan hanya unyuk diri sendiri melsinkan banyak orang. Bukanhanya untuk masa kini, tapi masa depan... 🙏

    BalasHapus