Blogroll

Kamis, 22 Oktober 2015

VULKANISME

Lampiran 1. Ringkasan Materi
A.    Proses Vulkanisme
Vulkanisme adalah peristiwa yang berhubungan dengan magma yang keluar mencapai permukaan bumi melalui retakan dalam kerak bumi. Kata Vulkan berasal dari “Vulcano”, suatu kawah gunung api di Kepulauan Lipari di lepas pantai Italia. Juga berkaitan dengan nama Dewa Api Bangsa Yunani “Vulcanus”. Ilmu kebumian yang mempelajari gunung api adalah vulkanologi. Kawah yang cukup besar disebut kaldera. Bila kaldera terisi air yang cukup banyak maka akan terbentuk danau kawah atau danau vulkanik. Kawah dan kaldera yang ada di Indonesia, antara lain: Kawah Takubanperahu (Jawa Barat), Kawah Gunung Tengger (Jawa Tengah), dan Kaldera Gunung Batur (Bali). Kawah adalah lubang pada tubuh gunung api sebagai tempat keluarnya magma.
                                        

Penampang Gunung Api

Magma adalah meteri kental yang terbentuk di dalam kerak bumi atau di selimut batuan bagian atas. Merupakan persenyawaan yang sangat kompleks dari berbagai unsur, terutama berupa Silikat, air, dan gas-gas.Mungkin seluruhnya berupa cair atau mungkin juga kental.
Magma dapat dibedakan berdasarkan perbedaan susunan mineral yang dikandung. Kandungan tersebut meliputi Magma Masam (Asam) dan Magma Basa
ü Magma Masam (Asam) atau dikenal juga sebagai Magma Silika adalah magma yang banyak mengandung mineral-mineral Silikat dan Feldspar, cukup banyak Natrium dan Kalium, kurang mineral Besi dan Magnesium. Umumnya mineral-mineralnya kurang berat. Kandungan gasnya tinggi, dan lebih kental. Biasanya menghasilkan ledakan dahsyat kerena tekanan gasnya besar. Magma tipe ini menghasilkan tipe gunung api komposit atau strato dan gunung api maar
ü Magma Basa, magma tergolong Basa (Mafic) adalah magma yang banyak mengandung mineral-mineral Besi dan Magnesium serta Kalsium, tetapi kurang mineral Silikat. Kandungan gasnya rendah dengan kekentalan rendah (encer). Biasanya letusan dari magma ini tidak begitu hebat, erupsinya bersifat effusif/ meleleh. Tipe gunung api yang dihasilkan oleh tipe Magma Basaltik adalah tipe gunung api perisai
Menurut Bemmelen magma akan mengalami peristiwa hipodifferensiasi/ pemisahan magma, dimana magma yang bersifat asam akan bergerak keatas karena lebih ringan, sedangkan yang bersifat basa dibagian bawah. Gerakan pemisahan magma di dalam dapur magma tersebut akan menimbulkan gaya keatas, mendobrak batuan penyusun kerak bumi dan bila ada kesempatan akan muncul ke permukaan lewat celah-celah retakan atau lewat pipa gunung api. Selain magma, terdapat 3 jenis bahan yang dikeluarkan tenaga vulkanisme, yaitu benda padat, cair, dan gas.
           a.       Benda Padat
Material vulkanik yang padat disebut efflata atau piroklastik. Ukuran efflata mulai dari yang paling halus sampai yang kasar atau besar berturut-turut adalah debu, pasir, lapili (batu sebesar kerikil), batu-batuan besar (bom), dan batu apung
           b.      Benda Cair
Bahan cair yang dikeluarkan oleh tenaga vulkanisme terdiri dari 3 macam, yaitu lava, lahar panas, dan lahar dingin  
ü  Lava adalah aliran magma dipermukaan bumi yang menutup permukaan disekitarnya
ü  Lahar panas adalah aliran lumpur panas yang merupakan campuran lava dengan air
ü  Lahar dingin yaitu batu, pasir, dan debu di puncak gunung, jika hujan lebat maka air hujan itu akan bercampur dengan debu dan pasir yang merupakan bubur kental. Cairan ini mengalir dengan deras kebawah melalui lereng dan jurang dan menyapu bersih semua yang dilaluinya
      c.       Benda gas (Ekshalasi)
Terdiri atas : 
ü  Solfatar (Belerang), yaitu gas Hidrogen Sulfida (H2S) yang keluar dari lubang 
ü  Fumarol, yaitu tempat yang mengeluarkan uap air panas
ü  Mofet, yaitu tempat yang mengeluarkan gas asam arang (CO2)
Magma keluar ke permukaan bumi melalui 2 proses yaitu:
      1.      Ekstrusi Magma
Ekstrusi magma merupakan suatu kegiatan penerobosan magma ke permukaan bumi. Salah satu contohnya adalah letusan gunung api (erupsi). Berdasarkan banyaknya celah pada permukaan bumi waktu magma keluar, erupsi dibedakan menjadi :
a.       Erupsi Linier (Erupsi Belahan)
Gerakan magma menuju permukaan bumi melalui celah-celah atau retakan–retakan, magma yang dikeluarkan dari gunung api tersebut bersifat sangat encer dan menutupi wilayah yang sangat luas
b.      Erupsi Sentral
Lava keluar melalui terusan kepundan yang berbentuk pipa yang relatif kecil dan sempit. Akibatnya meterial vulkanik yang dihasilkan berbentuk kerucut vulkanik. Tipe ini menghasilkan tiga bentuk gunung api, yaitu gunung api perisai, gunung api maar, dan gunung api strato.
Erupsi sentral dibagi menjadi 3 macam yaitu:
ü  Erupsi Effusif/ aliran, terjadi pada gunung api perisai
ü  Erupsi Eksplosif/ ledakan, terjadi pada gunung api maar
ü  Erupsi Campuran (aliran dan ledakan), terjadi pada gunung api strato

      2.      Intrusi Magma



Proses penerobosan magma ke dalam litosfer tetapi tidak mampu mencapai permukaan bumi. Intrusi magma menghasilkan bentukan-bentukan sebagai berikut.
ü  Batolit, yaitu magma yang membeku di dalam dapur magma
ü  Lakolit, yaitu batuan beku yang terbentuk dari resapan magma dan membeku diantara dua lapisan batuan berbentuk lensa cembung
ü  Sill/ keeping intrusi, batuan beku yang terbentuk diantara dua lapisan batuan, berbentuk pipih dan melebar
ü  Gang/ dike, yaitu magma yang memotong lapisan batuan dengan arah tegak/ miring, berbentuk pipih dan melebar
ü  Apofisa, yaitu batuan beku yang bercabang-cabang banyak (seperti menjari)
ü  Diatrema, yaitu batuan pengisi pipa letusan, berbentuk silinder mulai dari dapur magma sampai kepermukaan bumi
ü  Lapolith, yaitu batuan beku yang mendesak lapisan di atas dan di bawahnya menjadi bentuk bikonveks
ü  Pacolith, yaitu jenis batuan beku yang mendesak lapisan di bawahnya sehingga membentuk suatu bentukan lensa datar-cembung

B.     Tipe-tipe Gunung Api
Gunung api dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk hasil erupsi sentral dan tipe letusannya. Adapun klasifikasinya adalah sebagai berikut.
    1.      Bentuk gunung api berdasarkan hasil erupsi sentral
a.       Gunung Api Perisai
Gunung api ini terbentuk oleh aliran magma cair encer, sehingga pada waktu magma keluar dari lubang kepundan, meleleh kesemua arah dalam jumlah besar dari satu kawah besar/ kawah pusat dan menutupi daerah yang luas yang relatif tipis. Sehingga bentuk gunung yang terbentuk mempunyai alas yang sangat luas dibandingkan dengan tingginya. Sifat magmanya basa dengan kentalan rendah dan kurang mengandung gas. Karena itu erupsinya lemah, keluarnya ke permukaan bumi secara effusif/ meleleh. Akibatnya lereng gunung api ini landai (2-10°) tingginya tidak terlalu tinggi dibanding diameternya, dan permukaan lereng halus. Contohnya adalah gunung api di Kepulauan Hawaii.



b.      Gunung Api Kerucut (Strato)
Gunung api ini dibangun oleh materi erupsi yang kebanyakan berupa piroklastik. Magmanya bersifat masam, lebih kental dan banyak mengandung gas sehingga erupsinya eksplosif/ meledak. Materi-meteri piroklastik itu akan diendapkan sedikit demi sedikit sampai terbentuk suatu kerucut gunung api. Kadang-kadang bahan erupsinya berganti-ganti antara piroklastik dan lava sehingga kelihatannya berlapis-lapis. Gunung api demikian disebut Composite Cone atau kerucut campuran. Jadi bentuknya juga seperti kerucut dengan lereng curam  (10-35°) kebanyakan gunung api di Indonesia termasuk dalam gunung api kerucut


c.       Gunung Api Maar
Bentuk gunung yang tergolong Maar terbentuk kerena terjadi letusan eksplosif sebuah dapur magma yang relatif kecil dan dangkal, sehingga dengan satu kali erupsi saja habislah aktivitasnya. Bentuk gunung ini biasanya melingkar, disamping itu erupsi berupa gas sehingga di sekitar lubang kepundan habis terkikis oleh gas, dan biasanya meninggalkan lubang besar seperti kubangan. Erupsinya lemah dan sangat berbahaya karena gas-gas beracun yang dikeluarkan. Biasanya pada pertama kalinya terjadi ledakan dahsyat dan menghempaskan sebagian besar tubuh gunung, selanjutnya aktivitas gas lebih dominan. Contohnyya dijumpai Gunung Lamongan. 



   2.      Tipe gunung api berdasarkan letusannya

Letusan gunung api adalah suatu ketampakan gejala vulkanisme kearah permukaan/ suatu aspek kimia pemindahan tenaga kearah permukaan. Escher membuat klasifikasi letusan gunung api yang didasarkan pada besarnya tekanan gas, derajat kecairan magma, dan kedalaman dapur magma sehingga melahirkan tipe-tipe letusan gunung api

No.
Tipe Gunung
Tekanan Gas
Derajat Kecairan Magma
Kedalaman Dapur Magma
1.
Tipe Hawai
Rendah
Cair
Dangkal
2.
Tipe Stromboli
Sedang
Cair
Agak dalam
3.
Tipe Vulkano
            a.     Vulkano            lemah
            b.     Vulkano            kuat
Sedang
Sedang
Tinggi
Agak cair
Kurang Cair
Kental
Agak dalam
Agak dalam
Dalam
4.
Tipe Merapi
Rendah
Cair kental
Dangkal
5.
Tipe Pelee
Tinggi
Kental
Dalam
6.
Tipe St. Vincent
Sedang
Kental
Dangkal
7.
Tipe Perret/ Plinian
Tinggi
Cair
Sangat  Dalam







A.    Dampak vulkanisme terhadap kehidupan
Gunung api beserta aktivitasnya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Agar dapat meminimalkan bencana akibat pengaruh aktivitas vulkanisme dapat diketahui gejala-gejala dan dampak gunung api meletus. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut.
1.      Gejala-Gejala Gunung Api Akan Meletus
*      Terjadinya getaran bumi
*      Suhu disekitar kawah naik
*      Sumber air tiba-tiba kurang atau kering
*      Terdengar suara gemuruh
*      Binatang di puncak turun ke lereng
*      Pohon-pohon di sekitar kawah mengering
2.      Gejala Pascavulkanik/ Post  Vulkanik
Gejala pascavulkanik merupakan gejala yang masih terdapat dari sisa aktivitas vulkanisme pada gunung api mati/ gunung api beristirahat. Gejala tersebut antara lain:
*      Adanya sumber air panas
*      Adanya sumber air mineral
*      Geyser (mata air yang memancarkan air panas secara periodik)
*      Sumber gas
*      Fumarol ( uap air panas)
*      Solfatar (gas Hidrogen Sulfida)
3.      Pengaruh vulkanisme yang menguntungkan
ü  Gunung api merupakan daerah penangkapan hujan
ü  Abu vulkanik bersifat menyuburkan tanah pertanian
ü  Hancuran bahan vulkanis mengandung unsur hara.
ü  Menghasilkan bahan galian, seperti belerang, perak dan lain-lain
ü  Hutan di daerah gunung api berfungsi menahan erosi serta menyimpan air hujan
4.      Pengaruh vulkanisme yang merugikan
ü  Letusan gunung api merusak lahan pertanian
ü  Hujan abu merusak semua yang dilaluinya
ü  Lahar panas bersifat merusak kehidupan
ü  Awan panas merusak kehidupan
ü  Lahar dingin mendangkalkan sungai
ü  Gas beracun mematikan manusia
ü  Gelombang pasang
Adapun usaha-usaha mengurangi bahaya gunung berapi :
v  Membuat terowongan-terowongan air pada kepundan yang berdanau.
v  Mendirikan pos-pos pengamatan di sekitar gunung berapi.
v  Mengungsikan penduduk yang bertempat tinggal di lereng-lereng gunung berapi yang akan meletus.
v   Membuat dam-dam penampungan di daerah aliran lahar


0 komentar:

Posting Komentar