AKSI NYATA MODUL 3.1.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN
SEBAGAI PEMIMPIN
Oleh:
I Nyoman Supariarta, S.Pd
CGP Angkatan 11
A. Kasus
Setelah melakukan wawancara dengan kepala sekolah saya mendapatkan sebuah kasus delima etika.
Suatu ketika beliau menerima laporan dari panitia ujian sekolah bahwa ada murid yang tidak sekolah pada saat ujian praktek, padahal beliau sudah memahami regulasi dalam kelulusan siswa kls XII harus dilaksanakan ujian praktek sebagai prasyarat untuk kelulusan dan dalam jugnis yang diberikan dinas Pendidikan tidak ada pelasanaan ujian praktek susulan. Mendengar laporan tersebut beliau lantas memanggil wali kelas bersama guru bk untuk menghubungi murid yang bersangkutan. Saat wali kelas menghubungi via telpun yang bersangkutan tidak merespon, akhirnya kepala sekolah meminta wali kelas dan guru bk mengadakan homevisit dan meminta agar orang tua ke sekolah untuk membicarakan permasalahan anaknya. Dalam percakapan antara wali kelas guru bk dan kepala sekolah didapatkan; anak tersebut tidak mau sekolah dan mengunci diri dalam kamar, orangtuapun bingung melihat situasi anaknya, karena anaknya terkesan tertutup. Wali kelas dan guru bk pun memberikan pernyataan bahwa yang bersangkutan tergolong anak yang tidak pernah membuat masalah. Dari percakapan itu kepala sekolah mengatakan kepada orang tua agar berusaha dulu melakukan pendekatan kepada anak yang bersangkutan agar besok si anak agar mengikuti ujian praktek. Keesokan harinya yang bersangkutan kembali tidak sekolah, dan kembali wali kelas dan guru bk melakukan homevisit dan menemukan bahwa murid tersebut masih mengunci diri di kamarnya, anaknya tidak mau keluar dari kamarnya dan terkesan menghindar, orang tuapun hanya bisa pasrah melihat kondisi anaknya. Kemudian kepala sekolah mencoba meminta kembali guru bk dan wali kelas untuk kunjungan ke rumah murid dengan hari yang berbeda waktu yang berbeda, akhirnya anak yang bersangkutan keluar dari kamarnya dan menjelaskan permasalahanya. Anak bersangkutan malu untuk kesekolah karena dalam ujian praktek pelaksanaanya secara berkelompok, dia pribadi yang kurang mudah bergaul dan tertutup, sehingga tidak memiliki kelompok untuk ujian. Selanjutnya kepala sekolah mengadakan rapat bersama panitia ujian. Dari sinilah kepala sekolah memberikan kebijakan agar untuk murid yang bersangkutan dibuatkan ujian praktek susulan dan pola ujian praktek yang bisa dikerjakan secara mandiri oleh siswa. Akhirnya siswa melaksanakan ujian praktek secara susulan.
B. Analisis kasus tersebut
Jika dianalisis menggunakan 9 langkah pengambilan keputusan dipaparkan sebagai berikut:
- Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut?
- Dalam kasus tersebut nilai yang bertentangan adalah keadilan lawan Belas kasih
- Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut? Murid kelas XII, Wali Kelas XII, Guru BK, Kepala Sekolah, Panitia ujian sekolah
- Apa fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut? Murid tergolong murud yang tidak pernah memiliki permasalahan di sekolah, Murid tidak datang mengikuti ujian praktek, Regulasi dari dinas mengharuskan murid mengikuti ujian praktek sebagai prasyarat kelulusan., Ujian praktek sesuai regulasi tidak ada ujian susulan, Murid malu mengikuti ujian praktek karena dilaksanakan secara berkelompok sementara murid tersebut tidak memiliki kelompok
- Mari kita lakukan pengujian benar atau salah terhadap situasi tersebut. Uji legal (Tidak ada pelanggaran hukum dalam kasus tersebut), Uji regulasi (Ada, dikarenakan sesuai regulasi dari dinas terkait tidak ada pelaksanaan ujian praktek susulan, dalam kegiatan ujian praktek), Uji intuisi (Menurut saya tidak salah, karena yang bersangkutan tergolong murid yang tidak pernah membuat masalah di sekolah. Permasalah murid lebih ke masalah psikologis). Uji publikasi (Sangat tidak nyaman, dikarenakan sekolah akan di cap oleh Masyarakat tidak mampu untuk menangani permasalahan murid, dan tidak tau permasalahan anak. Uji Panutan/Idola (Keputusan yang diambil bagi saya sudah benar, karena murid mengalami permasalahan psikologis saat menghadapi ujian praktek. Keputusan itu sudah bijak meminta murid untuk mengikuti ujian susulan).
- Jika situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma mana yang terjadi? Paradigma yang terjadi adalah keadilan lawan rasa kasihan, sekolah akan terlihat tidak adil dengan siswa yang lain dalam pelaksanaan ujian praktik dan rasa kasihan karena murid tergolong murid tidak pernah berbuat salah dan memiliki kesempatan mendapatkan Pendidikan.
- Prinsip mana yang digunakan untuk menyelesaikan masalah ini? Prinsip yang digunaka adalah berpikir berbasis rasa peduli, kita peduli terhadap masa depan murid.
- Adakah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya (Investigasi Opsi Trilemma)? Alternatif yang bisa kita lakukan untuk menghadapi masalah ini adalah yang pertama menjalin komunikasi yang baik dengan murid dan orang tua. Menggunakan coaching untuk menggali informasi dari orang tua atau murid agar memahami permasalahan yang dihadapi murid. Sehingga nantinya permasalahan cepat dapat diatasi.
- Apa keputusan yang Anda ambil? Murid diberikan kesempatan untuk mengikuti ujian praktek secara susulan.
- Coba lihat lagi keputusan Anda dan refleksikan. Berdasarkan keputusan itu bagi saya sudah berpihak pada murid, murid tetap mengikuti ujian praktek secara susulan dengan catatan dalam pelaksanaannya murid harus tetap dipantau, agar nanti murid menyelesaikan ujian praktik dan nantinya hasil ujian praktik tersebut menjadi bukti fisik bahwa murid sudah mengerjakan, jika kelak ada komplin dari pihak lain. Hal ini merupakan car akita untuk menjaga integritas penilaian sekolah yang kita miliki.
Terdapat 4 paradigma pengambilan keputusan yaitu Rasa
keadilan vs rasa kasihan, Individu vs masyarakat, Kebenaran vs kesetiaan dan
Jangka pendek vs jangka Panjang.
Terdapat 3 prinsip dalam pengambilan keputusan yaitu prinsip
berpikir berbasis hasil akhir, berbasis peraturan dan berbasis
kepedulian.
Terdapat 9 langkah pengambilan keputusan yaitu (1) Mengenali bahwa ada nilai
yang bertentangan, (2) Menentukan siapa yang terlibat dlam situasi ini, (3)
Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dalam situasi ini, (4) Pengujian benar
salah (Uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji publikasi uji panutan/idola),
(5) Pengujian paradigma benar atau salah, (6) Prinsip pengambilan keputusan,
(7) Investigasi trilema, (8) Buat keputusan, (9) Meninjau kembali keputusan dan
refleksi
Hal diluar dugaan saya adalah banyak hal yang perlu dipikirkan sebelum mengambil keputusan, tidak hanya mempertimbangkan aturan semata.
Selian itu dengan kita meningkatkan Keterampilan coaching akan membantu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memprediksi hasil, dan melihat berbagai opsi sehingga dapat mengambil keputusan dengan baik. Diperlukan kompetensi kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial (relationship skills) untuk mengambil keputusan dan Diharapkan proses pengambilan keputusan dapat dilakukan secara sadar penuh (mindful), sadar dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada.
Sebelum mempelajari modul ini dalam mengambil keputusan lebih banyak mempertimbangkan melanggar aturan atau tidak. Dampak dari mempelajari konsep – konsep di modul ini sangat luar biasa. Pembelajaran di modul ini tidak hanya saya aplikasikan di dalam pengambilan keputusan, Sehingga dalam pengambilan keputusan dilema moral dapat berpihak pada murid, bertanggung jawab dan berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal. Dalam mempelajari topik ini menurut saya sangatlah penting baik sebagai individu dan apalagi sebagai seorang pemimpin. Karaena sesungguhnya kita sebagai manusia kita tidak bisa lepas dalam kegiatan pengambilan baik keputusan bersifat individu, keluarga, sekolah, masyrakat maupin pemerintahan. Dengan mempelajari modul ini sebagai seorang pemimpin pembelajaran, saya merasa mendapatkan bekal yang cukup, yang dapat saya gunakan sebagai panduan dalam mengambil sebuah keputusan.
Setuju sekali, sebagai seorang guru, kita pun sering dihadapkan untuk mengambil keputusan secara cepat dan tepat dalam waktu yang sangat sedikit. Memang setiap keputusan pastinya akan ada saja pihak yang tidak setuju, namun kita tetap harus berpegangan pada 4 3 9 ilmu yang telah kita dapatkan
BalasHapus