sebuah saran
(PEMBELAJARAN SISTEM DARING YANG BERETIKA)
Oleh : I Nyoman
Supariarta, S.Pd
E-mail: supariartanyoman@gmail.com
Covid
19 merupakan virus yang telah merubah struktur kehidupan manusia terutamanya
dibidang pendidikan. Kondisi pandemi covid 19 yang telah bersangsung hampir
satu tahun ini memunculkan berbagai kebijakan baru dalam dunia pendidikan. Prinsip
kebijakan pendidikan di masa pandemi menurut Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan haruslah mengacu pada dua hal utama yakni: (1) Kesehatan dan
keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan
masyarakat yang merupakan prioritas utama dalam menetapkan kebijakan
pembelajaran, (2) Tumbuh kembang peserta didik dan kondisi psikososial juga
menjadi pertimbangan dalam pemenuhan layanan pendidikan selama masa pandemi
Covid 19. Adanya dua pertimbangan
tersebut haruslah dilaksanakan kebijakan dalam satuan pendidikan yang mampu
menaungi regulasi aturan yang ada.
Berbagai
inovasi dilakukan oleh guru ataupun penyelenggara pendidikan dalam melaksanakan
pembelajaran baik secara daring (dalam jaringan), luring (luar jaringan)
ataupun PTM. Pembelajaran secara daring adalah pembelajaran secara online dalam
jaringan. Sistem pembelajaran seperti ini dilakukan tanpa tatap muka langsung
dengan siswa melalui bantuan aplikasi tertentu. Kebijakan pembelajaran daring
dilakukan apabila suatu daerah jika claster covid 19 dikatagorikan zona oranye
atau merah, sementara kebijakan secara luring (luar jaringan) dilakukan apabila
suatu wilayah tanpa adanya jaringan internet yang memadai dan yang
terakhir pembelajaran tatap muka baru
akan bisa dilaksanakan jika suatu wilayah dikatagorikan zona hijau dan kuning
namun tetap mengacu pada protocol kesehatan.
Dengan
melihat paparan diatas dan mengingat kondisi di lapangan saat ini, Salah satu
yang paling menarik dikaji adalah pembelajaran Jarak jauh secara daring (dalam
jaringan). Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dilakukan secara
jarak jauh oleh satuan pendidikan dengan siswa. Pembelajaran daring memiliki
perbedaan yang mendasar dengan pembelajaran tatap muka (PTM) yakni dari segi
kondisi pembelajaran dimana pembelajaran daring dilakukan tanpa tatap muka
secara langsung melalui fasilitas digital.
Pembelajaran
ini direkomendasikan dalam kondisi zona kuning dan merah. Salah satu unsur
utama yang dimiliki oleh satuan pendidikan dalam penyelenggaraaan sistem ini
adalah ketersediaan sarana prasarana menunjang dan kesiapan Sumber daya manusia
dalam pelaksanaannya. Sarana prasarana yang dimaksud adalah adanya jaringan
internet yang memadai, ketersediaan hendphone Spesifikasi Minimum
android, sementara kesiapan Sumber daya
manusia yang dimaksud adalah kemampuan dari sumber daya manusia dalam
mengoprasikan perangkat tersebut.
Beberapa
perangkat pembelajaran populer secara online yang digunakan oleh guru dalam
proses pembelajaran daring, meliputi : google
classroom, google form, quizis, zoom clode meeting, webex,
whatapp, dan google meet. Selain itu banyak aplikasi lainnya yang menunjang
dalam dalam pembelajaran daring seperti rumah belajar, ruang guru, dan lain
sebagainya. Semua aplikasi secara daring memiliki keunggulannya masing-masing
asalkan sesuai dengan kondisi siswa.
Permasalahan
yang dimiliki oleh guru dalam pembelajaran daring (dalam jaringan) meliputi:
tidak semua siswa yang aktif dalam pembelajaran daring, banyak siswa tidak
mengumpulkan tugas yang diberikan oleh guru, Banyak siswa yang seakan tidak
peduli dengan tugas yang diberikan, tugas yang dikerjakan banyak yang sekedar, banyak
guru memiliki tingkat penguasaan IT yang kurang ataupun permasalahan
lainnya seperti komunikasi yang
dilakukan oleh guru dan siswa selama
proses belajar daring.
Komunikasi
dalam tulisan ini adalah komunikasi digital. Komunikasi digital yang dimaksud
adalah bentuk interaksi yang dilakukan oleh guru dengan siswa dengan perantara handphone atau lektop dengan menggunakan pesan singkat seperti SMS ataupun fasilitas
chat massage. Yang menjadi focus
kajian dalam artikel ini adalah bagaimana komunikasi digital yang baik dan
beretika dalam proses interaksi guru dengan siswa.
Mungkin
bagi kita komunikasi digital merupakan hal yang lumrah dilakukan. Namun dengan
kondisi seperti sekarang ini, hal ini sangat penting dilakukan. Penyampaian
informasi antara satu pihak dengan pihak lainnya dapat berlangsung dengan baik
dengan komunikasi yang baik juga. Penyampaian informasi akan mudah dimengerti
jika kita menggunakan bahasa yang baik dan beretika.
Banyak
khasus atau problem yang ditemukan dalam komunikasi digital dimasa pandemi baik
dari guru, siswa maupun satuan pendidikan meliputi: komunikasi baik lisan atau
tulisan dilakukan tidak mengindahkan waktu ideal (tidak mencermati waktu
pemberian pesan), pesan disampaikan singkat namun tidak mengena maksud dan
tujuan pesan, pesan yang disampaikan bukan kepada responden yang dimaksud, komunikasi
digital yang disampaikan tidak mengindahkan etika bahasa yang baik.
Khasus
yang sering terjadi dalam pembelajaran daring adalah komunikasi baik lisan atau
tulisan dilakukan tidak mengindahkan waktu ideal (tidak mencermati waktu) dan
komunikasi digital yang disampaikan tidak mengindahkan etika bahasa yang baik. Menurut
Hovland, Janis dan Kelly komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang
(komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan
tujuan mengubah, membentuk perilaku orang lain (komunikan/khalayak) (Sendjaja, 2005:10).
Sedangkan komunikasi menurut Onong Uchjana Efendy adalah penyampaian suatu
pernyataan oleh seseorang kepada orang lain
(Kurniawan, 2018) Mengacu pada teori tersebut komunikasi Digital adalah
suatu proses memberikan stimulus secara digital dengan tujuan menyampaikan
suatu pernyataan kepada orang lain. Dengan Teknologi digital masa kini yang
semakin canggih menyebabkan intensitas komunikasi digital semakin tinggi. Salah satu contoh permasalahan yang paling
sering terjadi dalam berkumunikasi
digital adalah penggunaan tata bahasa yang baik dan beretika selain hal
tersebut waktu ideal dalam berkomunikasi
dan haruslah dicermati. Hal ini penting sekali dilakukan agar isi dari pesan
antara si pemberi pesan dan penerima pesan dapat dimengerti.
Permasalahan
yang muncul dalam komunikasi digital yang dihadapi penulis dalam pembelajaran geografi adalah
pada pemberian tugas kepada siswa berupa pembuatan vidio kreatif dengan mengambil tema atmosfer. Permasalahan
yang dihadapi sebagai guru pengajar kususnya mata pelajaran geografi menemukan banyak siswa tidak memahami tugas
yang diberikan. Untuk menangani hal tersebut diadakan forum diskusi menggunakan
fasilitas chat pada group WhatApp, namun yang terjadi adalah
banyak siswa tidak menyimak pesan yang diberikan, tidak beretika dalam
memberikan tanggapan terhadap pesan, dan
waktu merespons pesan tidak menggunakan
waktu ideal sekolah. Sehingga yang terjadi adalah kondisi fsikologis antara
guru dan siswa tidak nyaman demikian juga ikatan emosional antara pendidik dan
peserta didik tidak konfrensif.
Solusi
yang ditawarkan oleh penulis sehubungan dengan permasalahan di-atas yaitu; Penentuan
jadwal komunikasi digital didistribusikan kepada seluruh siswa agar mudah
dipahami, Kemudian diberikan penjelasan seperlunya tujuannya adalah agar
informasi yang diberikan mudah dipahami sesuai dengan conten atau maksud tujuan pembelajaran. Pemberian layanan kepada
siswa dalam berkomuniksi sesuai dengan jadwal dan norma tanpa membedakan
kemampuan atau kompetensi. Pembatasan layanan komunikasi digital mengacu pada jam ideal sekolah, Misal 8 Jam pelajaran( untuk sekolah yang menerapkan
5 hari kerja) dan 6 Jam Pelajaran (
untuk sekolah yang menerapkan 6 hari kerja), Pemberian tugas kepada siswa harus
mencermati dan menyediakan waktu yang ideal, Memberikan bimbingan ataupun
penyuluhan pembelajaran beretika dalam berkomunikasi di era digital kepada
seluruh siswa. Pendampingan dari orang tua terhadap siswa dirumahnya semisal
program farentsif dan Penyediaan
sarana prasarana menunjang dalam berkomunikasi digital misal penyediaan kouta
paket intenet bagi siswa, penyediaan HP adroid bagi siswa yang kurang mampu,
dan pembuatan fasilatas layanan kontak center secara online melalui situs web
sekolah.
Mengingat
permasalahan di-atas, Para guru dan siswa agar berkomunikasi sesuai dengan
waktu ideal dan berkomunikasilah
menggunakan etika bahasa yang baik dan benar. Etika berkomunikasi sangat
penting dimiliki baik oleh siswa, guru, satuan pendidikan ataupun umum
sementara itu dewasa ini banyak pemberitaan dalam media sosial tidak
mengindahkan norma-norma sosial di masyarakat dalam hal ini misalnya
pemberitaan yang tidak sesuai dengan fakta (HOAX) dan sumber yang tidak
berkompeten, selain itu banyak guru dan siswa membaca sepintas judulnya saja
tanpa membaca seluruh isi dari berita mengeneralisasi sendiri tanpa
mengindahkan fakta-fakta yang akurat.
Daftar
Rujukan:
1.
Sasa Djuarsa Sendjaja. (2005). Pengantar Komunikasi. Jakarta:
Universitas Terbuka.
2.
Kurniawan, dani. 2018. Komunikasi Model Laswell Dan
Stimulus-Organism- Response Dalam Mewujudkan Pembelajaran Menyenangkan.
Jurnal Komunikasi Pendidikan, Vol2 No1, Januari 2018
Penulis
: I Nyoman Supariarta, S.Pd
0 komentar:
Posting Komentar