Blogroll

Jumat, 09 Oktober 2020

ARTIKEL PEMBELAJARAN SISTEM DARING YANG BERETIKA

 

sebuah saran

(PEMBELAJARAN SISTEM DARING YANG BERETIKA)

Oleh : I Nyoman Supariarta, S.Pd

E-mail: supariartanyoman@gmail.com

Covid 19 merupakan virus yang telah merubah struktur kehidupan manusia terutamanya dibidang pendidikan. Kondisi pandemi covid 19 yang telah bersangsung hampir satu tahun ini memunculkan berbagai kebijakan baru dalam dunia pendidikan. Prinsip kebijakan pendidikan di masa pandemi menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan haruslah mengacu pada dua hal utama yakni: (1) Kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat yang merupakan prioritas utama dalam menetapkan kebijakan pembelajaran, (2) Tumbuh kembang peserta didik dan kondisi psikososial juga menjadi pertimbangan dalam pemenuhan layanan pendidikan selama masa pandemi Covid 19.  Adanya dua pertimbangan tersebut haruslah dilaksanakan kebijakan dalam satuan pendidikan yang mampu menaungi regulasi aturan yang ada.

Berbagai inovasi dilakukan oleh guru ataupun penyelenggara pendidikan dalam melaksanakan pembelajaran baik secara daring (dalam jaringan), luring (luar jaringan) ataupun PTM. Pembelajaran secara daring adalah pembelajaran secara online dalam jaringan. Sistem pembelajaran seperti ini dilakukan tanpa tatap muka langsung dengan siswa melalui bantuan aplikasi tertentu. Kebijakan pembelajaran daring dilakukan apabila suatu daerah jika claster covid 19 dikatagorikan zona oranye atau merah, sementara kebijakan secara luring (luar jaringan) dilakukan apabila suatu wilayah tanpa adanya jaringan internet yang memadai dan yang terakhir  pembelajaran tatap muka baru akan bisa dilaksanakan jika suatu wilayah dikatagorikan zona hijau dan kuning namun tetap mengacu pada protocol kesehatan.

Dengan melihat paparan diatas dan mengingat kondisi di lapangan saat ini, Salah satu yang paling menarik dikaji adalah pembelajaran Jarak jauh secara daring (dalam jaringan). Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang dilakukan secara jarak jauh oleh satuan pendidikan dengan siswa. Pembelajaran daring memiliki perbedaan yang mendasar dengan pembelajaran tatap muka (PTM) yakni dari segi kondisi pembelajaran dimana pembelajaran daring dilakukan tanpa tatap muka secara langsung melalui fasilitas digital.

Pembelajaran ini direkomendasikan dalam kondisi zona kuning dan merah. Salah satu unsur utama yang dimiliki oleh satuan pendidikan dalam penyelenggaraaan sistem ini adalah ketersediaan sarana prasarana menunjang dan kesiapan Sumber daya manusia dalam pelaksanaannya. Sarana prasarana yang dimaksud adalah adanya jaringan internet yang memadai, ketersediaan hendphone Spesifikasi Minimum  android, sementara  kesiapan Sumber daya manusia yang dimaksud adalah kemampuan dari sumber daya manusia dalam mengoprasikan perangkat tersebut.

Beberapa perangkat pembelajaran populer secara online yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran daring, meliputi : google classroom, google form, quizis, zoom clode meeting, webex, whatapp, dan google meet. Selain itu banyak aplikasi lainnya yang menunjang dalam dalam pembelajaran daring seperti rumah belajar, ruang guru, dan lain sebagainya. Semua aplikasi secara daring memiliki keunggulannya masing-masing asalkan sesuai dengan kondisi siswa.

Permasalahan yang dimiliki oleh guru dalam pembelajaran daring (dalam jaringan) meliputi: tidak semua siswa yang aktif dalam pembelajaran daring, banyak siswa tidak mengumpulkan tugas yang diberikan oleh guru, Banyak siswa yang seakan tidak peduli dengan tugas yang diberikan, tugas yang dikerjakan banyak yang sekedar, banyak guru memiliki tingkat penguasaan IT yang kurang ataupun permasalahan lainnya  seperti komunikasi yang dilakukan oleh guru dan  siswa selama proses belajar daring.

Komunikasi dalam tulisan ini adalah komunikasi digital. Komunikasi digital yang dimaksud adalah bentuk interaksi yang dilakukan oleh guru dengan siswa dengan perantara handphone atau lektop dengan menggunakan pesan singkat seperti SMS ataupun fasilitas chat massage. Yang menjadi focus kajian dalam artikel ini adalah bagaimana komunikasi digital yang baik dan beretika dalam proses interaksi guru dengan siswa.

Mungkin bagi kita komunikasi digital merupakan hal yang lumrah dilakukan. Namun dengan kondisi seperti sekarang ini, hal ini sangat penting dilakukan. Penyampaian informasi antara satu pihak dengan pihak lainnya dapat berlangsung dengan baik dengan komunikasi yang baik juga. Penyampaian informasi akan mudah dimengerti jika kita menggunakan bahasa yang baik dan beretika.

Banyak khasus atau problem yang ditemukan dalam komunikasi digital dimasa pandemi baik dari guru, siswa maupun satuan pendidikan meliputi: komunikasi baik lisan atau tulisan dilakukan tidak mengindahkan waktu ideal (tidak mencermati waktu pemberian pesan), pesan disampaikan singkat namun tidak mengena maksud dan tujuan pesan, pesan yang disampaikan bukan kepada responden yang dimaksud, komunikasi digital yang disampaikan tidak mengindahkan etika bahasa yang baik.

Khasus yang sering terjadi dalam pembelajaran daring adalah komunikasi baik lisan atau tulisan dilakukan tidak mengindahkan waktu ideal (tidak mencermati waktu) dan komunikasi digital yang disampaikan tidak mengindahkan etika bahasa yang baik. Menurut Hovland, Janis dan Kelly komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah, membentuk perilaku orang lain (komunikan/khalayak) (Sendjaja, 2005:10). Sedangkan komunikasi menurut Onong Uchjana Efendy adalah penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain  (Kurniawan, 2018) Mengacu pada teori tersebut komunikasi Digital adalah suatu proses memberikan stimulus secara digital dengan tujuan menyampaikan suatu pernyataan kepada orang lain. Dengan Teknologi digital masa kini yang semakin canggih menyebabkan intensitas komunikasi digital semakin tinggi.  Salah satu contoh permasalahan yang paling sering  terjadi dalam berkumunikasi digital adalah penggunaan tata bahasa yang baik dan beretika selain hal tersebut  waktu ideal dalam berkomunikasi dan haruslah dicermati. Hal ini penting sekali dilakukan agar isi dari pesan antara si pemberi pesan dan penerima pesan dapat  dimengerti.

Permasalahan yang muncul dalam komunikasi digital yang dihadapi  penulis dalam pembelajaran geografi adalah pada pemberian tugas kepada siswa berupa pembuatan vidio kreatif  dengan mengambil tema atmosfer. Permasalahan yang dihadapi sebagai guru pengajar kususnya mata pelajaran geografi  menemukan banyak siswa tidak memahami tugas yang diberikan. Untuk menangani hal tersebut diadakan forum diskusi menggunakan fasilitas chat pada group WhatApp, namun yang terjadi adalah banyak siswa tidak menyimak pesan yang diberikan, tidak beretika dalam memberikan tanggapan terhadap pesan,  dan  waktu merespons pesan tidak menggunakan waktu ideal sekolah. Sehingga yang terjadi adalah kondisi fsikologis antara guru dan siswa tidak nyaman demikian juga ikatan emosional antara pendidik dan peserta didik tidak konfrensif.

Solusi yang ditawarkan oleh penulis sehubungan dengan permasalahan di-atas yaitu; Penentuan jadwal komunikasi digital didistribusikan kepada seluruh siswa agar mudah dipahami, Kemudian diberikan penjelasan seperlunya tujuannya adalah agar informasi yang diberikan mudah dipahami sesuai dengan conten atau maksud tujuan pembelajaran. Pemberian layanan kepada siswa dalam berkomuniksi sesuai dengan jadwal dan norma tanpa membedakan kemampuan atau kompetensi. Pembatasan layanan komunikasi digital mengacu pada  jam ideal sekolah,  Misal 8 Jam pelajaran( untuk sekolah yang menerapkan 5 hari kerja) dan  6 Jam Pelajaran ( untuk sekolah yang menerapkan 6 hari kerja), Pemberian tugas kepada siswa harus mencermati dan menyediakan waktu yang ideal, Memberikan bimbingan ataupun penyuluhan pembelajaran beretika dalam berkomunikasi di era digital kepada seluruh siswa. Pendampingan dari orang tua terhadap siswa dirumahnya semisal program farentsif dan Penyediaan sarana prasarana menunjang dalam berkomunikasi digital misal penyediaan kouta paket intenet bagi siswa, penyediaan HP adroid bagi siswa yang kurang mampu, dan pembuatan fasilatas layanan kontak center secara online melalui situs web sekolah.

Mengingat permasalahan di-atas, Para guru dan siswa agar berkomunikasi sesuai dengan waktu  ideal dan berkomunikasilah menggunakan etika bahasa yang baik dan benar. Etika berkomunikasi sangat penting dimiliki baik oleh siswa, guru, satuan pendidikan ataupun umum sementara itu dewasa ini banyak pemberitaan dalam media sosial tidak mengindahkan norma-norma sosial di masyarakat dalam hal ini misalnya pemberitaan yang tidak sesuai dengan fakta (HOAX) dan sumber yang tidak berkompeten, selain itu banyak guru dan siswa membaca sepintas judulnya saja tanpa membaca seluruh isi dari berita mengeneralisasi sendiri tanpa mengindahkan fakta-fakta yang akurat.

Daftar Rujukan:

1.        Sasa Djuarsa Sendjaja. (2005). Pengantar Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka.

2.        Kurniawan, dani. 2018. Komunikasi Model Laswell Dan Stimulus-Organism- Response Dalam Mewujudkan Pembelajaran Menyenangkan. Jurnal Komunikasi Pendidikan, Vol2 No1, Januari 2018   

Penulis : I Nyoman Supariarta, S.Pd

0 komentar:

Posting Komentar