A.
Definisi Jagad Raya
Beberapa
pengertian jagad raya antara lain:
a. Jagad
raya, alam semesta, atau antariksa adalah ruang yang meluas ke segala arah, dan
memiliki batas-batas yang belum dapat diketahui.
b. Jagad
raya diduga berbentuk melengkung, dan diduga dalam keadaan memuai.
c. Jagad
raya terdiri atas galaksi-galaksi atau sistem-sistem bintang yang berjumlah
banyak sekali. Salah satu diantaranya adalah galaksi Bimasakti.
d. Galaksi-galaksi
terdiri atas benda-benda langit yang membentuk sistem bintang yang kecil-kecil.
Jadi, jagad raya adalah ruang yang sulit
diketahui atau dibayangkan luasnya. Namun, hasil penelitian para ahli astronomi
menyatakan bahwa jagad raya ini memiliki batas-batas dan dalam keadaan memuai.
B.
Teori
Asal Mula Jagat Raya
a.
Teori
Ledakan Besar
Teori ledakan besar pertama kali dikemukakan oleh kosmolog Abbe
Lemaitre pada tahun1920-an. Menurutnya
alam semesta ini bermula dari gumpalan super-atom raksasa yang isinya tidak bisa kita bayangkan tetapi kira-kira seperti
bola api raksasa yang suhunya antara10
milyar sampai1trilyun derajat celcius (air mendidih suhunya hanya
100oC). Gumpalan super-atom tersebut meledak sekitar15 milyar tahun yang lalu. Hasil sisa dentuman dahsya tersebut menyebar menjadi
debu
dan awan hidrogen. Setelah berumur ratusan juta tahun, debu dan awan hidrogen tersebut membentuk
bintang-bintang
dalam ukuran yang
berbeda-beda.
Seiring
dengan terbentunya bintang-bintang, diantara bintang-bintang
tersebut berpusat membentuk kelompoknya
masing-masing yang kemudian kita sebut galaksi.
b.
Teori
Keadaan Tetap
Ahli astronomi Inggris, Fred Hoyle dan beberapa ahli astrofisika inggris mengajukan teori keadaan tetap yang menerangkan bahwa jagad raya tidak hanya sama dalam ruang angkasa (asas kosmologi) tetapi juga tidak berubah dalam waktu (asas kosmografi yang sempurna). Jadi, asas kosmologi diperluas sedemikan rupa sehingga menjadi “sempurna” atau “lengkap” dan tidak bergantung pada peristiwa sejarah tertentu. Teori keadaan tetap berlawanan sekali dengan teori letusan hebat. Dalam teori letusan hebat, ruang angkasa berkembang menjadi lebih kosong sewaktu berbagai galaksi menjauh. Dalam teori keadaan tetap, kita harus menerima bahwa zat baru selalu diciptakan dalam ruang angkasa diantara berbagai galaksi sehingga galaksi baru akan terbentuk guna menggantikan galaksi yang menjauh. Orang bersepakat mengatakan bahwa zat baru itu adalah hidrogen, yaitu sumber yang menjadi asal usul bintang dan galaksi.
c.
Teori Osilasi
Teori yang cukup akomodatif dari kedua teori diatas adalah teori osilasi. Keyakinan tentang kejadian alam semesta sama denganTeori Keadaan Tetap
yaitu bahwa alam semesta tidak awal dan tidak
akan berakhir.Tetapi model osilasi mengakui
adanya dentuman
besar dan
nanti pada suatu saat gravitasi menyedot kembali efek ekspansi ini sehingga alam semesta akan mengempis (collapse) yang pada
akhirnya akan menggumpal kembali dalam kepadatan yang tinggi dengan temperatur
yang tinggi dan akan terjadi dentuman besar kembali. Setelah big-bang kedua
kali terjadi, dimulai kembali ekspansi kedua dan suatu saat akan mengempis kembali dan meledak
untuk ketiga kalinya
dan
seterusnya.
Teori ini
berpendapat bahwa ada suatu siklus di jagad raya. Satu siklus mengalami masa
ekspansi dan satu masa kontraksi. Satu siklus diperkirakan berlangsung selama
30 milyar tahun. Dalam masa ekspansi terbentuklah galaksi-galaksi serta
bintang-bintang di dalamnya. Ekspansi ini diakibatkan oleh adanya rekasi inti
hidrogen yang pada akhirnya membentuk unsur-unsur lain yang kompleks. Pada masa
kontraksi, galaksi dan bintang yang telah terbentuk meredup dan
unsur yang telah terbentuk menyusut dengan mengeluarkan tenaga berupa panas
yang sangat tinggi. teori ini disebut juga dengan oscillating theory (teori
mengembang dan memampat).
B. Teori Pembentukan
tata surya dan bumi
Bumi merupakansebagian dari gumpalan gas
yang berasal pada awal pembentukan matahari. Gumpalan gas yang besar tesebut
selalu dalam keadaan berputar. Dikarenakan sesuatu hal, terlepaslah sebagian
gumpalan itu, walaupun seolah-olah dicampakkan sangat jauh tetapi gumpalan itu
masih tetap berputar terus menerus mengelilingi gumpalan besar (matahari)
tersebut. Gumpalan-gumpalan yang terpisah tersebut setelah mengalami proses
pendinginan akan memadat menjadi planet. Dari
gumpalan planet, terlepas pula sebagian gumpalan planet yang tetap berputar mengelilingi
gumpalan asalnya. Benda itu disebut bulan atau satelit.
Kejadian tersebut memakan waktu yang
sangat lama. Jadi kondisi bumi yang seperti sekarang ini baru terjadi setelah
berjuta-juta tahun. Sesudah bumi mendingin, lama-kelamaan bagian luarnya memadat
sehingga permukaan bumi dapat ditempati oleh manusia, tumbuhan, serta makhluk
hidup lainnya. Sesudah
bumi terbentuk bersama dengan planet lainnya, bahan-bahan yang lebih berat
menggumpal di dalam inti, sedangkan keraknya terdiri atas unsur-unsur silikon
dan magnesium. Di bawah kerak bumi terdapat lapisan yang banyak mengandung
unsur persenyawaan logam sulfida. Bagian terdalam adalah inti bumi yang
mengandung besi dan nikel. Tebal masing-masing bagian dapat diketahui dengan
menyelidiki jalannya gelombang gempa karena gelombang dibiaskan oleh lapisan
bumi sesuai dengan kecepatan perambatan gelombang pada lapisan tersebut.
Berikut adalah beberapa hipotesis
terjadinya bumi dan tata surya :
a.
Teori Nebula (Kabut)
Hipotesis yang sering dinamakan hipotesis solar nebula
ini merupakan hipotesis yang paling tua dan paling terkenal. Immanuel Kant,
seorang ahli filsafat berkebangsaan Jerman membuat suatu hipotesis tentang
terjadinya tata surya. Menurut hipotesis tersebut, di jagat raya terdapat
gumpalan kabut yang berputar perlahan-lahan.
Bagian tengah kabut itu lama-kelamaan
menjadi gumpalan gas yang kemudian menjadi matahari. Bagian kabut di sekitarnya
menjadi planet-planet dan satelit. Nebula adalah
kabut yang terdiri atas gas (terutama hidrogen dan helium) dan debu-debu
angkasa. Meskipun demikian, tampaknya menjadi inspirasi bagi immanuel Kant (
1724-1804) bahwa mula-mula ada sebuah nebula yang baur dan hampir bulat, yang
berotasi dengan kecepatan sangat lambat sehingga mulai menyusut. Akibat
penyusutan dan rotasi, terbentuklah rotasi sebuah cakram datar di tengahnya. Penyusutan
berlanjut dan matahari terbentuk dipusat cakram. Cakram berputar sangat cepat
sehingga bagian-bagian tepi cakram terlepas membentuk gelang-gelang bahan. Kemudian,
gelang-gelang memadat dan menjadi planet yang berevolusi menjadi orbit elips
mengitari matahari. Gagasan immanuel kant ini didasarkan dari teori pusaran
descartes yang mengubah asumsi dari fluida menjadi gas.
Teori nebula
semakin mantap setelah Pierre Simon Laplace
(1749-1827) menyatakan bahwa tata surya berasal dari kabut panas yang berpilin.
Pilinan tersebut berupa gumpalan kabut yang membentuk bulatan seperti bola
besar. Semakin kecil bola itu, pilinannya semakin cepat sehingga bentuk pola
itu memepat pada kutubnya dan melebar pada bagian ekuatornya. Kemudian,
sebagian massa gas di ekuatornya itu menjauh dari gumpalan intinya membentuk
gelang-gelang yang akhirnya berubah menjadi gumpalan padat. Gumpalan padat
itulah yang menjadi planet dan satelitnya, sedangkan bagian inti kabut tetap
berbentuk berpijar yang disebut matahari.
b.
Teori
Planetasimal
Thomas C. Chamberlin seorang ahli geologi dan ilmuwan
dari Amerika, menyampaikan teori yang dikenal sebagai teori planetasimal
(berarti planet kecil) dalam penelitiannya, The Origin of The Earth (asal mula
bumi) pada tahun 1916. Menurut
teori ini, matahari telah ada sebagai salah satu dari bintang-bintang di alam
semesta. Pada suatu masa ada sebuah bintang berpapasan dengan matahari pada jarak
yang tidak terlalu jauh. Akibatnya, terjadilah peristiwa pasang naik pada
permukaan matahari maupun bintang itu. Sebagian dari masa matahari tertarik ke
arah bintang tersebut. Pada
waktu bintang itu menjauh, sebagian dari massa matahari jatuh kembali ke permukaan matahari dan sebagian lagi terhambur ke
ruang angkasa di sekitar matahari. Bagian dari massa matahari tersebut
dinamakan planetasimal, yang kemudian menjadi planet-planet dan beredar pada
orbitnya.
c.
Teori
Pasang Surut Gas
Pada tahun 1917, James Jeans dan Harold
Jeffries mengemukakan teori tentang terjadinya planet-planet yang dikenal
dengan nama hipotesis tidal Jeans-Jeffries. Menurut hipotesis ini, pada saat
sebuah bintang yang hampir sama besarnya dengan matahari melintas di dekat
matahari. Hal ini menyebabkan terjadinya pasang pada matahari. Pasang itu
berbentuk seperti cerutu yang sangat besar. Bentuk cerutu yang sangat besar ini
kemudian bergerak mengelilingi matahari dan pecah menjadi sejumlah butir-butir
tetesan kecil. Butir-butir tetesan yang terbesar dapat menarik butir-butir yang
kecil, sehingga akhirnya membentuk gumpalan-gumpalan yang menjadi
planet-planet. Hal yang sama juga terjadi pada pembentukan satelit.
d.
Teori Bintang Kembar
Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli astronomi Inggris
bernama R.A. Lyttleton sekitar tahun 1930-an. Teori ini menyatakan bahwa pada
mulanya terdapat sepasang matahari kembar yang saling mengelilingi. Kemudian
melintaslah sebuah bintang dan menabrak salah satu matahari. Matahari yang
tertabrak ini lalu hancur menjadi materi-materi kecil yang terus berputar
mengelilingi matahari yang masih utuh. Materi-materi kecil tadi kemudian
mendingin dan menjadi planet.
e.
Teori Protoplanet
Teori Protoplanet disebut juga sebagai teori Awan Debu. Teori
ini dekemukakan oleh seorang ahli astronomi Jerman bernama Carl von Weizsaecker
pada 1940-an. Kemudian teori ini disempurnakan oleh Gerard P. Kuiper pada
1950-an. Teori ini mengungkapkan bahwa tata surya pada mulanya berbentuk awan
yang sangat luas yang terdiri atas debu, gas hidrogen, dan gas helium.
Partikel-partikel awan ini kemudian saling tarik-menarik, berputar cepat dan
teratur. Lama-kelamaan terbentuklah piringan cakram dimana bagian tengahnya
menggelembung dan bagian tepinya menyempit. Inti cakram yang menggelembung lalu
menjadi matahari, sedangkan bagian tepinya menjadi planet-planet.
Sumber :
-Soetjipto, 2014. Modul Mata kuliah Kosmografi. Malang: Universitas Negeri Malang
-Bahan ajar Geografi "Jagat Raya Dan Tata Surya PPG SM-3T Universitas Negeri Malang
0 komentar:
Posting Komentar